Suporter Solo Minta PSSI Bersatu
Mereka melakukan aksi damai menuntut agar dua PSSI yang selama ini bertikai dan merasa menang sendiri bisa bersatu
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM SOLO, - Kongres luar biasa PSSI di Jakarta yang resmi dimulai Minggu (17/3/2013), juga dipantau oleh Pasoepati, suporter sepak bola Solo. Mereka melakukan aksi damai menuntut agar dua PSSI yang selama ini bertikai dan merasa menang sendiri bisa bersatu
Minggu pagi, sejumlah remaja yang tergabung dalam Pasoepati Solo With Love (Wolves) menarik perhatian para pengunjung Car Free Day (CFD) jalan Slamet Riyadi. Mereka mengenakan kostum unik yang terbuat dari poster bekas. Kostum yang didesain mirip rompi itu terdapat tulisan berupa huruf-huruf P-S-S-I.
Saat dipakai, kostum mirip jubah. Apalagi mereka masih mengenakan topi dan hiasan yang menempel di pundak. "Kami suporter Solo ingin PSSI bersatu di kongres luar biasa. Jangan lagi ada dua PSSI," Ochym salah seorang peserta aksi. Sesuai dengan jumlah huruf PSSI, ada empat yang mengikuti aksi itu. Mereka berbaris menyamping di tengah kerumunan ribuan warga yang memadati CFD.
Awalnya, mereka berbaris tak menyusun kalimat PSSI. Barisan pertama menyusun kalimat SSPI, kemudian IPSS, lantas PISS. Terakhir, mereka menyusun secara tetap tulisan PSSI setelah semua mau diatur. Menurut Ochym, beberapa kali kesalahan menyusun tulisan PSSI itu ada makna yakni ketidakkompakan. Seperti yang terjadi saat ini, PSSI muncul perpecahan hingga seluruh anggota tidak berjalan masing-masing.
"Kalau semua mau diatur, PSSI pasti akan bisa lebih baik. Ingat sebentar lagi Timnas menghadapi Arab Saudi di pra Piala Asia," kata Ochym. Setelah benar menyusun huruf PSSI, mereka kemudian saling berjabat tangan. Kekompakan itu lantas ditunjukkan kepada para pengunjung CFD. Pengunjung merespon dengan momotret momen itu menggunakan ponsel kamera maupun kamera saku.
Rama S, peserta aksi lainya mengatakan bersatunya PSSI akan membuat Timnas solid. Sehingga Diegos Michiels cs bakal memiliki semangat berlipat untuk berbuat banyak dalam pra Piala Asia setelah pada partai sebelumnya Timnas kalah 1-0 dari Irak. "Sepakbola jangan dipolitisasi oleh pihak-pihak yang merasa menang sendiri. Kasihan masyarakat pendukung sepakbola," kata remaja 21 tahun asal Kecamatan Jebres ini.
Aksi itu juga mendapat dukungan dari para pengunjung CFD. Mereka juga ikut meneriakkan yel-yel memberikan dukungan kepada Timnas dan PSSI. Sujono, warga asal Kecamatan Laweyan mengatakan bila kongres menghasilkan bersatunya PSSI dirinya berencana menonton langsng pertandingan Timnas di Jakarta. "Kalau masih ribut lagi, masyarakat juga akan malas menonton dan memberikan dukungan," katanya. (dik))
Baca Juga :