Blok Anggrek Dibersihkan untuk Sembuhkan Trauma Psikologis
Empat hari setelah penyerangan berdarah, ruangan tahanan di Blok Anggrek No A5 Lapas Kelas 2B Sleman, telah dibersihkan.
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Mona Kriesdinar
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Empat hari setelah penyerangan berdarah, ruangan tahanan di Blok Anggrek No A5 Lapas Kelas 2B Sleman, telah dibersihkan.
Bekas cipratan darah yang mengering di dinding ruang tahanan sudah dibersihkan, kasur dan karpet diganti, lantai dibersihkan, garis polisi di sekitar tempat kejadian juga sudah dilepas.
Menurut Kalapas Kelas 2B Sleman SUkamto Harto, upaya itu segera dilakukan lantaran para penghuni lapas tidak kuat dengan bau tak sedap yang ditimbulkan bekas penyerangan berdarah. Selain itu, secara psikologis, kondisi tersebut justru akan menyulitkan upaya penyembuhan trauma, baik para tahanan maupun para petugas.
“Kami lakukan setelah berkordinasi dengan pihak kepolisian setelah rekonstruksi, jadi sudah seizin kepolisian. Kami harus upayakan itu (pembenahan dan pembersihan) karena sudah sangat berbau. Petugas juga sempat muntah, sedangkan para warga binaan jadi tidak mau makan,” ungkapnya.
Upaya lain, lanjut Sukamto, pihaknya mengundang sejumlah psikolog hasil kerja sama dengan Fakultas Psikologi UGM, untuk melakukan trauma healing terhadap para warga binaan dan petugas lapas.
Hingga sekarang, beberapa di antaranya masih trauma, meskipun secara fisik mereka tampak sehat. Sedangkan untuk para petugas, secara psikis mereka masih tertekan, dan beberapa di antaranya masih dalam tahap proses penyembuhan secara fisik, terutama mereka yang sempat memeroleh kekerasan dari para penyerang.
“Ketika ditempati kembali setelah rekonstruksi, kami juga menggelar doa bersama para warga binaan. Untuk nama, jika perlu juga bisa diganti, mungkin bisa dengan nama Royal Sweet atau Jogja Plaza, asal tidak Hugos saja,” canda Sukamto.
Langkah-langkah itu ditempuh untuk memberikan rasa nyaman kepada para
warga binaan, terutama kondisi psikis mereka.
“Kalau kemarin diserang dari luar, bisa-bisa sekarang saya diserang dari dalam karena mereka tidak nyaman. Karena itu, kami berupaya memulihkan kondisi, dan sekarang sudah mulai kondusif lagi,” tutur Sukamto. (*)