Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Teriakan yang Mengubah Segalanya

Awalnya, proses penangkapan tersangka Y Sumbayak berjalan mulus. Masalah baru muncul saat tersangka dibawa ke mobil.

zoom-in Teriakan yang Mengubah Segalanya
TRIBUN MEDAN/DEDY SINUHAJI
Anggota kepolisian mengabadikan foto Kapolsek Dolokpanribuan Ajun Komisaris Polisi Andar Siahaan menggunakan telepon genggam, di sisi jenazah di rumah duka di kawasan Simalingkar B, Jalan Pintu Air IV, Medan, Sumatera Utara, Kamis (28/3/2013). 

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Tiga anggota Polsek Dolokpanribuan selamat dari amuk massa Dusun Raja Nihuta Nagori, karena menuruti saran warga yang mengenal Kapolsek Andar.

Sayang, sang komandan, Kapolsek Andar, memilih bertahan di mobilnya, Kijang BK 1074 FN. Petaka ini berawal saat Andar yang baru tiga bulan menjabat, mendapat informasi ada permainan judi KIM di Dusun Rajanihuta Nagari, melalui pesan singkat dari nomor kontak 08237084****.

Kapolsek Andar membawa tiga anggotanya, Aiptu Amada Simbolon, Bripka Lamsar Samosir, dan Brigadir Leo Sidauruk, melakukan penyelidikan ke lokasi target menggunakan mobil pribadinya, Kijang BK 1074 FN.

Awalnya, proses penangkapan tersangka Y Sumbayak berjalan mulus. Masalah baru muncul saat tersangka dibawa ke mobil. Tiba-tiba saja, istri tersangka histeris meminta suaminya tidak dibawa. Lalu, disusul teriakan, "Maling...' Yang ada di mobil adalah pencuri kerbau!''

Tak butuh waktu lama, massa mengepung mobil Kapolsek Andar dengan membawa senjata besi, kayu, batu, dan tombak. Kapolsek sempat melarikan mobil sekitar 3 kilometer dari lokasi penangkapan. Namun, mobil Kapolsek Andar terjebak dalam parit, akibat menghindari gerobak kerbau yang dipalangkan warga.

Leo menuturkan, saat mobil Andar masuk parit, sang kapolsek dari mobil menyebutkan bahwa ia adalah polisi.

"Kebetulan, di antara warga ada yang kenal dengan komandan kami, dan sempat berbincang-bincang," tuturnya saat ditemui di lokasi kejadian, Kamis (28/3/2013) dini hari.

BERITA REKOMENDASI

Menurut Leo, warga yang mereka temui meminta polisi melepaskan tersangka yang baru mereka tangkap, disarankan segera kabur. Karena, warga yang mengejar dikenal anarkis dan brutal.

"Saya sempat mengajak Kapolsek ikut lari. Namun, yang sangat saya sesalkan, komandan memikirkan mobilnya. Jadi, saya dan Aiptu Armadi Simbolon (Kanit Reskrim) serta Bripka Lamsar Samosir lari, sedangkan komandan tetap di dalam mobil," jelasnya.

Bahkan, papar Leo, warga meminjamkan sepeda motor kepada mereka aga bisa segera menghindari amuk massa. Warga yang menyaksikan aksi main hakim sendiri mengungkapkan, Andar menjadi bulan-bulanan massa, karena tidak sempat mengejar tiga polisi yang lain.

Mobil yang ditumpangi keempat polisi ini juga dihancurkan warga yang bertindak anarkis. Warga mengambil semua isi mobil seperti tape mobil. Kaca dan pintu mobil pun rusak parah. Setelah Andar tewas, warga meninggalkan jenazah korban begitu saja. (*)

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas