Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapal El Hasan Tenggelam Bersama 17 Sepeda Motor

El Hasan, kapal penumpang jurusan Boleng, Adonara - Lewoleba, Lembata, tenggelam di Pelabuhan Lewoleba,

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kapal El Hasan Tenggelam Bersama 17 Sepeda Motor
ist
Ilustrasi 

Laporan  Wartawan Pos Kupang, Feliks Janggu

TRIBUNNEWS.COM, LEWOLEBA -- El Hasan, kapal penumpang jurusan Boleng, Adonara - Lewoleba, Lembata, tenggelam di Pelabuhan Lewoleba, Lembata, Senin (1/4/2013) sekitar pukul 10.30 Wita. Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan itu. Tetapi kerugian material tidak sedikit, karena ada 17 kendaraan roda dua yang tenggelam ke dasar laut.

Informasi yang diperoleh dari beberapa penumpang, kecelakaan bermula saat kapal ini hendak bersandar. Pada saat bersamaan KM Sinar Mutiara, kapal penumpang dengan kapasitas lebih besar lewat.

Hempasan gelombang dari kapal besar ini membuat EL Hasan kehilangan keseimbangan. Bersamaan dengan itu, muatan El Hasan berupa kendaraan roda dua juga ada yang bergeser, sehingga kapal miring dan akhirnya tenggelam.

Sontak belasan penumpang menyelamatkan diri dibantu ABK kapal yang kebetulan banyak berlabuh di Pelabuhan Lewoleba. Sedangkan kendaraan roda dua yang tenggelam sampai ke dasar laut dengan kedalaman sekitar 5-6 meter diangkat oleh masyarakat.

Bantuan dari Polres Lembata juga turun. Kapolres Lembata, AKBP Marthen Johannis turun ke lokasi tenggelamnya kapal itu. Juga hadir Wakapolres Lembata, Kompol Jakob Seubelan, S.H, beberapa kasat dan anggota.

Beberapa penumpang tampak ketakutan. Beruntung kapal itu tenggelam persis di pelabuhan. Masyarakat membludak di sekitar dermaga. "Muatan kapalnya memang terlalu banyak. Sedangkan penumpangnya sedikit sehingga kapal itu oleng," tutur beberapa orang penumpang.

Berita Rekomendasi

Paulus Amanuli, Haji Nasir dan Yakobus Ama adalah tiga dari belasan korban yang menumpangi kapal itu. Mereka mengakui muatan kapal terlalu berat.

Yakobus Ama kepada wartawan mengakui dirinya sempat ragu dan tidak mau berangkat. Dia melihat muatan kapal terlalu banyak dan kapten kapal sendiri ragu dengan muatan itu. "Saya memang ragu sejak dari sana. Tetapi mereka paksa jalan," katanya kepada wartawan.

"Muatannya terlalu penuh. Kendaraan juga tidak diikat sehingga saat oleng mereka jatuh," tambah Paulus Amanuli.

Sumber: Pos Kupang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas