Penembak Kepala RS Bhayangkara Itu Polisi Pendiam Tapi Murah Senyum
Brigadir Satu Ishak Trianda (35), oleh warga asrama polisi Mappaouddang di Jalan Kumala, Makassar, dikenal sebagai polisi yang pendiam
TRIBUNNEWS.COM - Brigadir Satu Ishak Trianda (35), oleh warga asrama polisi Mappaouddang di Jalan Kumala, Makassar, dikenal sebagai polisi yang pendiam, tetapi murah senyum.
Seorang tetangga korban yang enggan disebut namanya, mengenal Ishak sebagai bintara pendiam. Dia juga murah senyum kepada tetangga dan paramedis yang sering melewati pintu belakang rumah sakit.
"Hubungannya sama warga tetangga dan sekitarnya baik," kata seorang pria yang enggan mengungkap identitasnya kepada Tribun Timur (Tribunnews.com Network).
Ishak selama ini tinggal bersama dua anaknya di pintu timur belakang RS Mappaouddang. Layaknya rumah bintara konstruksi tahun 1970-an, rumah Ishak itu lebih pantas disebut bilik.
Ada dua kamar, ruang tengah sekaligus ruang tamu, dan dapur merangkap ruang makan. Di depan ada teras yang hanya memuat dua sepeda motor dan jemuran portabel.
Sejumlah warga di sana tahu jika beberapa hari sebelum insiden, anak tertua Ishak terjatuh di lubang galian pondasi tangga rumah sakit yang tepat berada di jalan setapak asrama.
Ishak, pada Sabtu (6/4/2013), menembakkan revolver-nya ke arah Kombes Purwadi, Kepala RS Bhayangkara Makassar, di ruang Komite Medik. Empat peluru terlepas dari senjata api milik Ishak.
Seusai menembak, Ishak langsung ke arah bagian belakang rumah sakit, menuju rumahnya. Dia menemui istrinya dan langsung naik motor ke Polrestabes Makassar, markasnya, untuk menyerahkan diri ke aparat.