Polda Sumsel Kirim Anggota Shabara ke Rupit
Sebanyak lima Satuan Setingkat Kompi (SSK) dikirim dari Mapolda Sumsel untuk ikut mengamankan bentrok yang terjadi
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Sebanyak lima Satuan Setingkat Kompi (SSK) dikirim dari Mapolda Sumsel untuk ikut mengamankan bentrok yang terjadi di Kecamatan Rupit, Selasa (30/4/2013).
Menurut Kabid Humas Polda Sumsel, AKBP R Djarod Padakova, tak hanya anggota saja, tetapi dua kendaraan rantis dan lapis baja ikut diterjunkan ke lokasi untuk melakukan pengamanan.
"Kelengkapan senjata juga dilakukan untuk melakukan pengamanan. Nantinya semua pengamanan sesuai dengan protap," jelasnya.
Sementara itu tiga dari empat korban penembakan oleh anggota Kepolisian Muara Rupit hari ini dimakamkan. Tangis para keluarga pecah saat jenazah akan dimasukkan ke liang lahat.
Jenazah Arson Sandi Yosef (33), Suharto (18), Arianto (18) dimakamkan berdampingan di TPU Desa Muara Rupit setelah disalatkan di Masjid Al Fallah.
Bentrok di Musi Rawas berakar dari ketidakpuasan masyarakat Rupit karena pemekaraan Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) tak dikabulkan. Akibat ketidakpuasan ini, puluhan massa telah menggelar aksi penutupan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di kawasan itu sejak Senin (29/4/2013) pagi.
Tuntutan pemekaran Kabupaten Muratara ini telah berlangsung beberapa waktu terakhir. Desakan memanas menyusul tak dikabulkannya pengajuan pemekaran itu. Tuntutan terutama disuarakan warga Muara Rukit yang merupakan calon ibu kota Muratara.
Beberapa kali, pendukung pemekaran mengadakan unjuk rasa bahkan hingga ke Jakarta. Massa pendukung menggunakan yel-yel "Muratara harga mati," kata Ozie, salah satu warga.