Istri Korban Rusuh Musi Rawas Sempat Mimpi Lihat Api Tidak Padam
Air mata terus disekanya dengan kain yang diambil dari saku
Laporan Wartawan Tribun Sumsel Yohanes Tri Nugroho
TRIBUNNEWS.COM, MUSI RAWAS - Irnawati (30) tertegun memandangi jenazah suaminya, Mitson Sandi Yosef (33), korban tewas bentrokan berdarah di Kecamatan Muara Rupit, Senin (29/04/2013) sekitar pukul 20.30 WIB.
Air mata terus disekanya dengan kain yang diambil dari saku. Tidak terbersit dalam benaknya malam kemarin merupakan terakhir kalinya dia dapat bertemu dengan Mitson.
Sembari menggendong Reza (9), putri terkecil, Irnawati terus memandang keranda jenazah suamainya yang di salatkan di Masjid AL Falah di Jl Bingin Teluk Kelurahan Muara Rupit. Suaminya dikubur satu liang bersama dua korban Suharto (17) dan Rinto Arianto (17), Selasa (30/4/2013).
Ibu tiga orang putri ini menuturkan suaminya sempat pulang untuk mengambil jaket kesayangannya. Selanjutnya berangkat kembali ke simpang empat untuk menyaksikan unjuk rasa.
"Dia itu sempat balik, ngambil jaket item yang memang paling sering dipakenyo ngojek" ungkapnya.
Pria yang sehari hari mengojek tersebut langsung pergi begitu saja, tanpa berpamitan dengan dirinya. Firasat akan kepergian sang suami berkali-kali muncul beberapa malam sebelum kejadian. Irnawati bermimpi melihat api yang tak kunjung padam di jalan-jalan yang hendak dilaluinya.
"Dua malam terakhir, aku mimpi melihat api di jalan yang tidak padam, rupanya kejadian seperti ini," katanya sembari berlinang air mata.
Mitson mengalami luka tembak di dada kiri hingga ke kanan. Dirinya tidak dapat berbuat banyak selain pasrah karena suaminya direnggut dari sisinya ketika sang buah hati masih kecil-kecil.
Ketiga anaknya Oktaria(13), Regina (11), dan Reza (9).
Mitson, pria yang telah menjadi pendampingnya selama hampir lima belas tahun terakhir tersebut dikenalnya sebagai pria yang bertanggung jawab dan selalu mencoba memberikan yang terbaik kepada keluarga.
Meskipun hanya seorang pengojek, menurutnya pria yang dikenalnya 20 tahun silam tersebut sangat rajin untuk mencari nafkah bagi keluarga. Setiap pagi suaminya selalu berangkat ke pasar guna mengojek.
Kesedihan yang cukup mendalam dirasakan nya ketika harus melepaskan suaminya ke peristirahatan yang terakhir. Bahkan Irnawati pingsan ketika suaminya perlahan-lahan diturunkan ke dalam liang kubur bedampingan dengan dua jenazah lainnya.
Irnawati mengaku bersyukur atas kepedulian H Alex Noerdin untuk menyekolahkan anaknya hingga tingkat sarjana. Dirinya sangat terharu dengan ketulusan orang nomor satu di Provinsi Sumsel tersebut.
"Saya sangat bersyukur ada yang perduli atas pendidikan anak-anak, karena saya tidak tahu harus bagaimana lagi," katanya.