Ilham Arief Sirajuddin Menjalani Pemeriksaan di KPK,
Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin telah menjalani pemeriksaan di kantor KPK, Kuningan, Jakarta Selatan,
Editor: Budi Prasetyo
Laporan Wartawan Tribun Timur Edi Sumardi
TRIBUNNEWS.COM MAKASSAR, - Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin telah menjalani pemeriksaan di kantor KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (6/5/2013).
Pemeriksaan berlangsung sekitar tiga jam. Usai diperiksa, Ilham bergegas meninggalkan kantor KPK dengan menumpangi sedan hitam Toyota Camry bernomor polisi B 1730 GF.
Dari kantor KPK, Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel tersebut menemui Ketua Harian DPP Partai Demokrat, Syarifuddin Hasan di rumah dinas Menteri Koperasi dan UKM. Belum diketahui isi pertemuan Ilham dengan Syarif Hasan.
Usai pertemuan ini, Ilham lalu menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng dan terbang ke Makassar menumpangi pesawat Garuda Indonesia GA0650 pukul 21.00 WIB.
Selesai diperiksa KPK, sebelum bertemu Syarif Hasan, Ilham menghubungi Tribun dan memberi penjelasan. Berikut penjelasannya soal, mengapa dirinya diperiksa KPK.
“Perlu saya jelaskan, saya diperiksa KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) terkait posisi sebagai mantan calon Gubernur Sulsel. IA (Ilham Aziz) diusung PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Sebagai pasangan calon, kami membantu PKS untuk dana pemenangannya.
Tak elok saya sebutkan nilainya, namun perlu saya klarifikasi jika itu bukanlah uang mahar.
Nah, saya dimintai keterangan KPK untuk menjelaskan, apakah itu dana pemenangan atau bagian pencucian uang (money laundering) yang dilakukan Ahmad Fathanah.
Dana itu disetor sekitarApril atau Mei 2013. Saya tak hafal persis tanggalnya. Jelasnya sekitar bulan itu.
Dana pemenangan disetor tim IA kepada DPP PKS melalui (rekening) Fathanah. Kan, dia semua yang mengatur dulu administrasi IA ke DPP PKS.
Melalui Fathanah, lalu DPP PKS menyalurkan ke DPW PKS Sulsel. DPW menilai, itulah dana pemenangan.
Diindikasikan dana pemenangan dari IA bertumpuk di rekening Fathanah dan sudah dicampur dengan dana dari hasil pembobolan Bank Jabar Banten. Barangkali sudah bercampur baur hasil pencucian uang itu lalu dialirkan ke DPW PKS Sulsel saat pilgub (pemilihan gubernur).
Jadi, dikiranya IA juga menikmati pencucian uang padahal tidak. Tak ada sepesen pun uang dari Fathanah hasil pencucian uang mengalir ke saya. Setahu saya tak ada dipakai saat pilgub maupun di luarnya.
Saya memang kenal Fathanah sejak lama, sejak masih di Makassar. Fathanahlah yang menjembatani semua komunikasi IA ke DPP terlebih jelang penentuan arah dukungan partai.
Semuanya saya jelaskan kepada penyidik. Saya ditanya 14 pertanyaan selama sekitar tiga jam.”(edi)