Ini Tanggapan Bibit Waluyo Terkait Debat Semalam
Bibit Waluyo menanggapi acara Debat Kandidat Cagub-Cawagub yang digelar, Jumat (10/5/2013) malam, dengan sikap santai.
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Reporter Tribun Jateng, M N Huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Calon Gubernur Jawa Tengah petahana, Bibit Waluyo menanggapi acara Debat Kandidat Cagub-Cawagub yang digelar, Jumat (10/5/2013) malam, dengan sikap santai. Menurutnya, Cagub lain ia anggap wajar melakukan kritikan padanya, sebab belum pernah memimpin Jateng.
"Namanya debat, tentunya sesuai dengan kemampuan dan pandangan masing-masing. Kalau bagi saya karena saya sudah merasakan, ya tidak mudah membangun itu, karena saya sudah merasakan hampir lima tahun," katanya usai menyerahkan bantuan 100 unit becak wisata kepada 10 Kelompok Usaha Bersama (KUB),di GOR Satria Semarang, Sabtu (11/5/2013) pagi.
Sebelumnya, KPU Jateng telah menggelar debat kandidat tahap pertama secara terbuka, yang juga disiarkan secara langsung oleh salah satu stasiun televisi swasta. Debat yang digelar di Ballroom Rama-Shinta Hotel Patra Jasa Semarang itu, dihadiri ketiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.
Bibit juga menyadari, bahwa sebagai incumbent, sudah menjadi kewajaran sebagai sasaran kritikan oleh calon lain. Tapi menurutnya, hal itu bisa dilakukan karena calon lain belum pernah menjabat sebagai Gubernur Jateng.
"Suka dukanya luar biasa (memimpin Jateng, Red), tidak semudah yang saudaraku pada sampaikan. Yang namanya pengaturan anggaran itu juga tidak mudah, tidak mudah! Mengapa? Bagaikan piring itu kan, dirajang-rajang sampai tipis-tipis, semua ingin mendapat bagian, padahal kue-nya terbatas," katanya.
Pada debat kandidat semalam, kedua calon melemparkan kritikan pada Bibit terkait infrastruktur yang masih jauh dari harapan. Menanggapi hal itu, Bibit menyatakan, rusaknya infrastruktur disebabkan karena semua pihak tidak ikut serta memberikan kontribusi menjaga kondisi jalan.
Ia menyontohkan, banyak truk-truk yang memuat barang melebihi tonase tanpa menyadari akibatnya dapat merusak jalan. Padahal, setiap jalan raya memiliki batas kapasitas berat sesuai kelasnya.
"Itu utamanya kesadaran, untuk mengawasi, petugas kita terbatas. Sudah dananya sedikit, sasarannya terlampau banyak, ya untuk jalan, ya jembatan, jumlahnya ribuan itu. Tapi kalau yang belum mengalami (menjadi gubernur jateng, Red) pasti tidak salah menyampaikan bagaimana ini jalannya kok rusak, anggarannya dibawa kemana, itu pasti," katanya.(*)