SUKA-DIA Bersaing Kendarai PDIP
Danny Pomanto-Syamsu Rizal (DIA) dan Supomo Guntur-Kadir Halid (SUKA) beperluang besar diusung PDI Perjuangan
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM MAKASSAR,- Dua pasangan bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Danny Pomanto-Syamsu Rizal (DIA) dan Supomo Guntur-Kadir Halid (SUKA) beperluang besar diusung PDI Perjuangan pada pemilihan Wali Kota (Pilwali) Makassar 18 September mendatang. Dua pasangan yang diusung dua partai berbeda tersebut diunggulkan untuk mengendarai partai moncong putih karena beberapa faktor.
DIA yang disebut-sebut bakal diusung Demokrat dan SUKA yang resmi diusung Golkar akan bersaing mendapatkan rekomendasi resmi dari DPP PDIP yang saat ini masih dalam proses pengusulan di DPD PDIP Sulsel. Sekretaris DPD PDIP Sulsel, Rudi Pieter Goni mengatakan, baik DIA dan SUKA memiliki kedekatan dengan DPD PDIP Sulsel. Meski demikian, kedekatan tersebut tidak akan serta merta menjadikan salah satu dari keduanya akan langsung diusung.
Menurut Rudi yang juga legislator DPRD Sulsel, selain keduanya, DPC PDIP Kota Makassar juga mengusulkan dua nama lainnya ke DPD PDIP Sulsel yakni Annar Sampetoding dan Adil Patu. Dia menyatakan, proses pengusulan itu masih sementara berproses sehingga dia membantah jika peluang salah satu kandidat lebih besar dibandingkan dengan kandidat lainnya untuk mendapatkan rekomendasi PDIP.
"Bappilu menemui Pak Palaguna hari ini (kemarin) untuk menyampaikan dan melaporkan hasil pemaparan visi misi dan saran dari PAC di tingkat DPC. Ada empat nama yang diusulkan yakni Pak Supomo, Pak Adil, Pak Danny, dan Pak Annar. Kami berteman dengan mereka semua, peluang mereka semua akan tetap sama tak ada yang diunggulkan," kata Rudi, Minggu (12/5).
"Seharusnya ada lima nama yang diusulkan. Tapi kami anggap Bu APiaty telah gugur karena dia tidak mengikuti fit and propert test. Selanjutnya akan diusulkan ke DPP. Secepatnya akan kita kirim ke Jakarta karena kemungkinan akan ada lagi fit and propert tes di Jakarta seperti beberapa daerah lainnya," tambah Rudi.
Rudi menyatakan, meski memiliki peluang yang sama untuk mengendarai PDIP, namun peraih suara teretinggi berdasarkan hasil survey yang dilakukan akan lebih diunggulkan untuk mendapatkan rekomendasi PDIP."Di Makassar ini kami berteman dengan semua, tapi kami akan berpedoman pada hasil survey. Ada lima lembaga survey yang kita lihat dan hasilnya mirip-mirip. Kami juga memiliki lembaga survey pendamping, semua memiliki margin eror," ungkapnya.
Dia menjelaskan, dari beberapa hasil survey terebut, posisi Supomo tanpa pasangan berada pada posisi teratas. sementara pasangan DIA dan Adil serta Rusdin Abdullah berada pada posisi berikutnya. Hanya saja, Rudi mengaku, PDIP tidak akan serta merta langsung menentukan sikap beberapa pandangan lain juga tetap akan diperhitungkan berdasarkan hasil survey tersebut.
"Memang Supomo berada pada posisi teratas. Tapi apakah setelah berpasangan, suara Farouk, Yagkin, dan Haris akan membantu mendongkrak suara SUKA? DIA memang menunjukkan progres peningkatan tren survey bersaing dengan Adil-Isradi dan Rusdin Abdullah. Tapi tentu, Rudal (Rusdin Abdullah) tidak akan perhitungkan karena maju melalui jalur perseorangan,"pungkasnya. (yas)