Direktur LAPAR: Bakal Calon Wali Kota Lebih Doyan Jual Tubuh
Direktur Eksekutif Lembaga Advokasi Pendidikan Anak Rakyat (LAPAR) Sulsel Abdul Karim, menilai manuver bakal kontestan
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ilham
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Direktur Eksekutif Lembaga Advokasi Pendidikan Anak Rakyat (LAPAR) Sulsel Abdul Karim, menilai manuver bakal kontestan Pilwali Makassar periode 2014-2019 makin memprihatinkan.
Menurut Karim, Pilwali Makassar kali ini hanya sandiwara para elite atau panggung milik bakal kontestan. Sejatinya, Pilwali Makassar adalah pesta demokrasi dan milik rakyat.
"Masyarakat Kota Makassar cenderung dikibuli dan sebatas penonton belaka. Pilwali kali ini bukan agenda seleksi kepemimpinan milik warga Makassar," katanya di Kantor LAPAR Sulsel, Jl Toddopuli, Makassar, Sabtu (18/5/2013).
Indikasinya, lanjut Karim, gaya para bakal kontestan cenderung tidak menjual gagasan dan visi masing-masing saat mendekati masyarakat. "Melainkan menjual tubuhnya dalam arti sosiologis-ekonomi," ujar Karim.
Kebanyakan bakal calon wali kota Makassar menurut temuan Karim, lebih doyan memperkenalkan identitas sosial, latar belakang kultural, dan ekonomi saat turun sosialisasi di masyarakat.
"Gagasan visi mengenai Makassar lebih baik di masa datang nol, mereka abstrak. Mereka kosong ide soal bagaimana membangun peradaban kota yang bermakna bagi seluruh warga, bila Pilkada wali kota begini modelnya, warga akan menjadi penonton. Pilkada sebagai salah satu instrumen demokrasi sudah tereduksi makna atau substansinya," jelas Karim.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.