Dokter di RSUD Tanjungpinang Tak Berdaya Tangani Penyakit Fikry
Buah hati dari pasangan Kiki Santoso (20) dan Maya Dwi Angraini (20) divonis dokter mengidap penyakit dalam
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Batam, Eko Setiawan
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNGPINANG - Fikry Khya Syahputra baru berumur 11 bulan. Ia harus melawan penyakit yang dideritanya semenjak empat bulan terakhir. Buah hati dari pasangan Kiki Santoso (20) dan Maya Dwi Angraini (20) divonis dokter mengidap penyakit dalam otaknya karena infeksi virus.
Tribun Batam (Tribunnews.com Network) yang mengunjungi Fikry di kawasan Jalan Basuki Rahmat, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepri, Gang Tempinis II No. 48, kondisinya sangat memprihatinkan. Badannya terlihat sangat kurus. Berat badannya hanya 5,4 kilogram. Menurut ibunya, Maya, sebelum menderita penyakit ini, badannya gemuk. Namun di bagian perutnya membengkak.
Sebelumnya, Fikry pernah berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Kota Tanjungpinang. Setelah diberi obat, perut Fikry mulai mengecil dan buang air besarnya pun lancar. Ketika itu, dokter mengatakan kalau Fikry menderita diare kronis. Selain itu, dokter menyebutkan ada infeksi virus di bagian otak Fikry.
"Setelah dirawat di RSUD baru diketahui kalau dia memang menderita penyakit seperti itu," ujar Maya, Jumat (24/5/2013).
Untuk mengobati Fikry dari penyakit yang dideritanya, dokter di RSUP meminta Fikry dirujuk ke RSCM Jakrta. Tujuannya agar penyakitnya bisa diobati. Keterbatasan alat di RSUD membuat para dokter tidak berdaya untuk menangani penyakit yang dialami Fikry.
Begitu juga dengan Kiki ayah Fikry. Sebagai tukang tambal ban di kawasan Jalan Pemuda Tanjungpinang, penghasilannya setiap hari hanya cukup untuk makan. Terkadang itu pun tidak cukup.
Karena penghasilan Kiki harus disisihkannya sebagian untuk membayar uang sewa rumah Rp 370 per bulannya. "Suami saya kerjanya cuma tambal ban saja. Penghasilannya tidak tetap," ucap Maya lirih.
Beruntung, sekitar sebulan yang lalu Maya bertemu dengan Meilasrina Tambunan dan Farid Ashari anggota dari Program Kesejahterahan Sosial Anak (PKSK) dari Kementerian Sosial Republik Indonesia. Mereka membantu untuk mencarikan bantuan pengobatan Fikry.
Mereka membantu menguruskan kartu jaminan kesehatan (jamkes) yang diminta kepada Dinas Kesehatan Kota. Setelah kartu tersebut selesai, saat ini Dinkes memberikan bantuan untuk admistrasi Maya dan anaknya sampai ke RSCM Jakarta. Namun, Meilasrina meminta ada orang yang mendampingi Maya di Jakarta saat pengobatan nantinya.
"Terserah siapa yang mau pergi ke sana untuk mendampingi Maya dan Fikry untuk berobat, Dinkes hanya memberikan bantuan administrasi saja," ucapnya.
Hal serupa juga diungkapkan Farid. Dia berharap uluran tangan para dermawan untuk pengobatan Fikry. Memang untuk pengobatan menggunakan kartu kesehatan. Tetapi untuk biaya tak terduga Maya di sana yang mereka cemaskan.
"Kita meminta bantuan dari para dermawan, karena Maya juga tidak tahu bagaimana di Jakarta. Rencananya mereka berangkat Senin (26/5/2015). Dan itupun hanya dia dan Fikry saja," ucap Farid.
"Nanti ibu Maya juga didampingi teman-teman dari PKSK di Jakarta," jelasnya lagi.
Selama Tribun mengunjungi Fikry, ia selalu menangis saat ibunya memberikan ASI, badan Fikry pun terlihat kurus. Namun Maya terus berdoa agar anaknya bisa sembuh dari penyakit yang diderita meski keadaan ekonomi keluarga mereka bisa dikatakan kurang mampu.
"Saya selalu berdoa agar Tuhan memberikan kesembuhan kepada anak saya," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.