TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kubu pasangan calon Puspayoga-Sukrawan yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dalam Pemilukada Gubernur dan Wakil Gubernur Bali, memprotes rapat pleno KPU Kabupaten Karangasem bertempat di aula kantor bupati.

Salah satu kuasa hukum Tim Pemenangan Puspayoga-Sukrana, Arteria Dahlan mengaku merasa tertahan oleh aparat Brimob ketika mencoba memasuki rapat pleno karena ada perbedaan selisih rekapitulasi suara, sehingga merugikan pihaknya.

"Rapat Pleno KPU Karangasem di kantor Bupati. Mobil gegana masuk, satpol PP masuk, polisi ada, gegana. Apa kami jelas seperti teroris? Kami diperlakukan begitu rendahnya," ungkap Arteria dalam sidang DKPP di Jakarta, Jumat (7/6/2013).

Untuk kasus di Karangasem, lanjut Arteria, sangat parah karena banyak pemilih diwakili pemilih lain untuk memberikan hak suaranya. Namun, perbedaan rekapitulasi yang pada akhirnya disampaikan pihaknya tak digubris KPU setempat.

Ketua KPU Karang Asem, Ni Putu Lastiawati mengakui memang sengaja menggunakan aula kantor Bupati Karangasem untuk melaksanakan rekapitulasi perolehan suara. Itupun sudah dilakukan lewat seizin Sekretaris Daerah.

"Berkaitan dengan tempat pleno kemarin, pertama di kantor KPU memang luas. Tapi untuk pleno tidak ada. Karena kami ingin tempat lebih bagus lagi, kalau bisa di hotel tapi anggaran tidak ada. Kami sudah koordinasi dengan Bupati dan Sekda langsung," katanya memberi alasan.

Menurut Lastiawati, mulanya pemilihan tempat bukan di aula kantor bupati melainkan di DPRD, namun setelah dikirimkan permohonan tak ada sinyal. Sehingga KPU Karangasem memutuskan menggunakan aula kantor bupati.

Ketua majelis pemeriksa DKPP, Jimly Asshiddiqie lantas mempertanyakan dari partai politik mana Bupati dan Wakil Bupati Karangasem. Lastiawati pun menjawab tanpa ragu. "Bupatinya dari Golkar. Wakil Bupatinya juga dari Golkar," katanya.