Nyoman Sumaryadi: Saya Siap Dites DNA
DI bawah ini beberapa petikan wawancara Tribun melalui pesan singkat (SMS) lewat ponsel dan pesan singkat melalui media
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- DI bawah ini beberapa petikan wawancara Tribun melalui pesan singkat (SMS) lewat ponsel dan pesan singkat melalui media sosial Facebook (FB) dengan wanita berinisial 'S' yang mengaku ibu dari I Putu Dimas Sumaryadi.
Tribun bisa berkomunikasi dan mengajukan sejumlah pertanyaan melalui SMS dengan S dari nomor telepon yang tercantum pada akun FB yang mencantumkan nama "Ipdn Dimas Sumaryadi" itu.
S mengaku selama 9 bulan ke belakang merasa dicampakkan, dihina, dan dicacimaki oleh Rektor IPDN, I Nyoman Sumaryadi. Bahkan yang melatarbelakangi S untuk memublikasikan kekecewaan dan kemarahannya adalah karena sang Rektor tidak mau mengakui Dimas sebagai anaknya.
Padahal, menurutnya, Nyoman pula yang memberi nama I Putu Dimas Sumaryadi karena wajah anak ini mirip sekali dengan dirinya.
S pun menyadari konsekuensi yang akan ia dapat dengan memublikasikan hal ini. Tiada lain, dengan pemberitaan di media massa, dia hanya berharap sang Rektor kelak mau bertanggung jawab dan mengakui darah dagingnya sendiri, I Putu Dimas Sumaryadi.
Berikut, beberapa petikan SMS maupun pesan singkat di FB antara Tribun dengan S, perihal yang melatarbelakangi dia mau memublikasikan hal sensitif ini. Tulisan jawaban S sudah diperbaiki berdasar kaidah penulisan yang benar.
Tribun Jabar (TJ) : Apa Anda sadar dan siap dengan segala konsekuensinya dengan adanya pemberitaan ini?
Wanita S (S) : Ya, karena hampir putus asa segala cara sudah saya tempuh. Mungkin ini cara terbaik untuk mengungkap tabir kebobrokan Rektor IPDN yang sebenarnya.
TJ : Yang Anda harapkan dan minta dengan pemberitaan nanti apa?
S : Yang membuat saya sakit hati, 9 bulan terakhir enggak dan Dimas tidak diakui Nyoman. Semua cara sudah dilakukan, mediasi sampai saya lapor ke Mendagri, tidak ada respons. Semua orang IPDN suah tahu masalah ini. Keluarga Nyoman juga sudah tahu, karena saya pernah pernah mendatangi rumah dan kantor untuk meminta pertanggungjawaban Nyoman.
TJ : Anda minta pertanggungjawaban?
S : Saya hanya minta Nyoman bertanggung jawab, jangan lari dari masalah. Jangan karena pejabat dan banyak uang, berbuat seenaknya dan menzalimi anak darah daging sendiri.
TJ : Ok. Dan karena itu pula yang mmbuat Anda memublikasikan video berisi foto-foto Dimas di youtube dn FB?
S : Ya. Ini baru lembaran satu. Masih banyak kebobrokan Nyoman akan saya publish secara terbuka, kalau tetap Dimas tidak diakui sebagai anak kandungnya.
TJ: Kenapa Anda baru sekarang mau memublikasikannya? Dan kenapa ke Tribun?
S : Awalnya saya masih berharap Nyoman mau kembali berbaik hati, tapi tertanya tidak. Bahkan saya dihina dan dicaci maki sebagai wanita murahan. Ini yang tidak bisa keluarga saya terima. Sampai ujung langit pun akan saya kejar, di akhirat akan saya tuntut Nyoman. Silakan, saya percaya Tribun punya jaringan media di seluruh daerah.
TJ : Anda bersedia tes DNA?
S : Di depan istrinya, Darwijati dan pejabat IPDN pun, sudah saya sampaikan untuk tes DNA kalau Nyoman tidak mau mengakui anaknya. Nyiman selalu menolak, malah saya yang dipojokkan.
TJ : Bisa kami bertemu Anda dan Dimas?
S : Ok, thanks ya waktunya, nanti akan saya beberkan semua, ini baru satu persen. (dicky fadiar djuhud)