Ayi Siapkan Gugatan ke MK
Gema takbir berkumandang dari Ballroom Trans Luxury Hotel tempat Media Centre Pasangan Ridwan Kamil
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Gema takbir berkumandang dari Ballroom Trans Luxury Hotel tempat Media Centre Pasangan Ridwan Kamil-Oded M Danial (Rido), Minggu (23/6) sore. Takbir dari tim pemenangan dan relawan Rido terdengar setelah media centre memperoleh informasi hasil hitung cepat (quick count) internal yang menyatakan kemenangan diraih pasangan nomor urut 4 dalam Pemilihan Wali Kota atau Pilwakot Bandung.
Dari hasil sampling 400 tempat pemungutan suara (TPS), pasangan yang diusung PKS dan Partai Gerindra ini memperoleh 44,55 persen. Pasangan Rido juga unggul sementara dalam hitung cepat versi Jaringan Survei Indonesia (JSI) yang diumumkan di Hotel Preanger, Kota Bandung, Minggu (23/6/2013) sore. Rido memperoleh 44,55 persen dari total 62.351 suara. Pasangan ini meraih 27.776 suara.
Angka ini jauh meninggalkan saingan terdekatnya, pasangan nomor 1 Edi Siswadi-Erwan Setiawan, yang meraih 17,63 persen atau 10.991 suara. Disusul pasangan nomor 5, Ayi Vivananda-Nani Suryani, yang meraih 15,38 persen atau 9.590 suara.
Berikutnya pasangan nomor 2, Wahyudin-Tonny Aprilani, 8,06 persen atau 5.023 suara. Pasangan nomor 6, MQ Iswara-Asep Dedy, 7,92 persen atau 4.938 suara, disusul pasangan nomor 7, Budi Setiawan-Rizal Firdaus, 2,93 persen atau 1.830 suara. Di bawahnya, ada pasangan nomor 3, Wawan Dewanta-M Sayogo, yang mendapat 2,15 persen atau 1.340 suara. Dan terakhir pasangan nomor 8, Bambang Setiadi-Alex Tahsin, 1,38 persen atau 863 suara.
Wakil Direktur Eksekutif JSI, Fajar S Tamin, mengatakan, ada lima hal yang membuat pasangan Rido menang, antara lain dampak sosialisasi melalui Twitter dan dukungan tokoh-tokoh nasional seperti Prabowo Subianto, Jusuf Kalla, dan Anis Baswedan. JSI juga menyimpulkan faktor figur lebih berperan daripada faktor partai politik.
Direktur JSI, Eka Kusmayadi, mengatakan metodologi hitung cepat itu mengambil sampel sebanyak 270 TPS dari total 4.118 TPS pada pilwalkot Bandung dengan total 4.658.808 pemilih. TPS sampel itu dipilih acak. Sampling error hanya satu persen. Namun tingkat golput cukup besar. Sebanyak 43,07 persen pemilih tidak menggunakan hak pilihnya.
Ridwan Kamil mengaku kaget dengan hasil survei internal yang meraih 45 persen karena sebelumnya mereka memperkirahan perolehan suara sekitar 33 persen. Menurut Ridwan, keberhasilan raihan suara tidak terlepas dari kerja keras para simpatisannya.
Ridwan juga mengimbau agar warga Bandung tetap menjaga situasi kondusif di Kota Bandung dalam menanggapi hasil ini. "Saya minta warga Bandung tetap menjaga kondusivitas karena Kota Bandung santun dan selalu menjaga keamanan," ujar Ridwan.
Pasangan Edi Siswadi-Erwan Setiawan (Eswan), yang menurut hitung cepat versi JSI berada di urutan kedua, mengaku menghormati hasil hitung cepattersebut, tapi belum mengakui sebagai gambaran hasil pemungutan suara secara keseluruhan.
"Prediksi itu sah-sah saja. Silakan semua orang juga bisa melakukan untuk mengetahui gambaran atau patokan tim yang menggunakan quick count. Tapi kami tetap menunggu hasil kalkulasi penghitungan tim kami secara real count. Kami hormati adanya upaya pihak lain yang melakukan quick count, tapi keputusannya pada hasil real count nanti," kata Edi dengan raut wajah tenang di Gili Gili Waroeng, Jalan Perlajar Pejuang, kemarin sore.
Terkait pelanggaran selama pilwalkot, Erwan Setiawan, calon wakil wali kota pasangan Edi, mengaku masih mengkaji semua temuan. Mulai dari adanya surat suara yang tidak sah di satu TPS mencapai 21 lembar, dan masalah KPU yang mengeluarkan surat edaran pemberitahuan untuk kehadiran saksi di TPS sampai 2 kali dengan adanya perubahan dalam sehari.
"KPU memang terlihat tidak profesional. Kami juga akan mengajukan gugatan tapi akan kami kaji dulu," katanya.
Pasangan Ayi Vivananda-Nani Suryani, yang pada hitung cepat versi JSI berada di urutkan ketiga, tidak kecewa, apalagi sedih dengan hasil tersebut. Ayi dan Nani kompak mengaku perasaannya biasa saja dengan hasil itu karena pemberian Allah adalah yang terbaik. Ayi juga mengaku belum menyerah pada kekalahan versi hitung cepat.
"Ini hasil sementara. Saya ucapkan terima kasih kepada pendukung dan relawan sudah berusaha keras. Hasil akhir merupakan campur tangan Tuhan," ujar Ayi di kantor DPC PDIP Kota Bandung, Jalan Terusan Martanegara.
Ayi berencana mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) dengan mengumpulkan bukti- bukti. Pasalnya, di penghujung waktu jelang kampanye terdapat berbagai indikasi pelanggaran pasangan Rido.
"Kita akan kumpulkan bukti-bukti kampanye di H-1, black campaign, saat car free day, bagi-bagi uang, dan melanggar jadwal. Mudah-mudahan bisa menang di MK. Soal kampanye hitam, kami ingin Pilwalkot Bandung jadi trend setter politik. Sampai tadi pagi masih ada surat suara bolong di nomor 4. Juga dengan banyaknya golput menunjukkan KPU gagal dalam sosialisasi atau warga sudah apatis," kata Ayi.
Pasangan Bambang Setiadi-Alex Tahsin mengaku tidak terpengaruh oleh hasil quick count JSI. Bambang tetap menunggu hasil real count, terutama laporan dari para saksinya di lapangan.
"Quick count belum memiliki dasar hukum. Itu sekadar membentuk opini publik. Itu kan hanya mengambil sampel beberapa ratus TPS, sedangkan TPS Kota Bandung ada beberapa ribu lebih," ujar Bambang. Ia juga mengatakan Kota Bandung cakupannya kecil sehingga lebih baik dilakukan real count saja.
"Sebagian besar laporan sudah masuk dan masih ditemukan surat suara rusak di beberapa TPS. Pelaksanaan pilwalkot kali ini tidak cermat," ujar Bambang. Ia juga mengkritisi KPU yang tiba-tiba mengubah jadwal kedatangan saksi di TPS.
Bambang mengatakan, dalam sehari KPU Kota Bandung mengeluarkan surat edaran hingga tiga kali. "Pertama, dikatakan saksi bisa datang jam 9 pagi. Setelah itu, jam 11 malam mereka mengubah jadwal menjadi jam 6 pagi. Jam 4 subuh, ada perubahan, menyampaikan surat ke media center kami, saksi datang jam 7 pagi. Saya masih belum tahu maksudnya apa, dasarnya apa, ada apa sampai berubah terus. Dan perubahan ini sepihak," ujar Bambang. Ia mengatakan akan melayangkan protes, tapi masih dalam pembahasan karena hal ini juga terjadi pada pasangan calon lain.
Kepada pemenang sementara versi hitung cepat JSI, ia mengatakan belum saatnya mengucapkan selamat. "Yang pasti kami sportif, hanya belum saatnya. Karena hasilnya harus dibuktikan dengan fakta lapangan dan fakta hukum yang terjadi," ujarnya.
Pasangan Wawan Dewanta-M Sayogo mengaku menerima dengan ikhlas hasil penghitungan nanti. Wawan juga menghormati hasil hitung cepat versi JSI walaupun finalnya adalah hasil penghitungan real count di KPU. (tsm/ddh/tom/bb)