Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Siaran Diacak, Warga NTT Kecewa Tidak Bisa Nonton Piala Konfederasi

Menurut Herman, seharusnya tayangan bola kelas dunia yang banyak disukai oleh sebagian besar warga Indonesia dan NTT

zoom-in Siaran Diacak, Warga NTT Kecewa Tidak Bisa Nonton Piala Konfederasi
net
Piala Konfederasi 2013 

TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Perhelatan Piala Konfederasi 2013 di Brasil, sejak 16 Juni 2013 lalu yang disiarkan secara langsung oleh dua televisi nasional, ternyata tidak bisa ditonton seluruh warga Indonesia, khususnya yang berada di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Akibatnya warga khususnya para penggila bola, kecewa. “Sebagian besar kami warga NTT masih menggunakan antene parabola sehingga pada saat acara siaran langsung piala konfederasi, acaranya langsung diacak. Bukan hanya piala konfederasi saja, tetapi piala asia, piala eropa dan piala dunia juga siarannya diacak. Kami sangat kecewa dengan pihak stasiun TV, ANTV dan TV One yang mengacak siaran bola ini,” kata Herman Nahak warga Lasiana, Kabupaten Kupang, Minggu (30/6/2013).

Menurut Herman, seharusnya tayangan bola kelas dunia yang banyak disukai oleh sebagian besar warga Indonesia dan NTT khususnya bisa diberikan kemudahan untuk mengaksesnya.

”Kalau mau acak, acaklah sinetron atau tayangan-tayangan kekerasan yang tidak ada nilai tambah untuk penonton,” kata Herman.

Hal yang sama juga disampaikan Yulius Salu warga Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Yohanes Bansae, warga Desa Tubuhue, Kecamatan Amanuban Barat, Timor Tengah Selatan (TTS), secara terpisah melalui telepon seluler ia mengaku kecewa dengan diacaknya siaran bola kelas dunia itu.

“Apalagi besok adalah final antara Brasil dan Spanyol yang menjadi final impian semua pecinta bola yang ada di dunia. Kami sekarang bingung, mau nonton bola dimana? Katanya tayangan bola bisa kita nonton kalau kita beli parabola merek matrix garuda. Ini namanya mafia bisnis, karena setiap, menjelang piala dunia, selalu saja muncul parabola yang dijual khusus untuk siaran langsung bola,” kata Yulius Salu.

Sementara itu, Yohanes Bansae meminta kepada pemerintah melalui Kementrian Informasi dan Komunikasi agar memberikan sanksi kepada stasiun teve yang mengacak setiap siaran langsung sepakbola dan menindak dengan tegas para mafia bisnis parabola.

BERITA REKOMENDASI

”Kenapa saat menjelang piala dunia atau kejuaran dunia lainnya selalu saja diacak dan kita diarahkan untuk membeli parabola tertentu. Pemerintah jangan hanya diam saja tetapi dengarlah keluhan masyarakat yang berada di luar pulau jawa,” kata Bansae.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas