Sopir Pembawa Dinamit Berharap Truknya Segera Dikembalikan
Mudah-mudahan truknya cepat dikembalikan biar bapak bisa kerja kembali. Kalau enggak ada mobil, ya enggak kerja
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM SUBANG, - Sopir truk pembawa dinamit yang hilang pekan lalu, Edi Junaedi (49) mengatakan tidak ada hal yang janggal ketika dirinya membawa dinamit tersebut menggunakan truk colt diesel bernopol T 8952 TF.
"Ketika berangkat sudah dicek semua di dua mobil, sudah rapi. Tinggal berangkat saja. Waktu itu, berhenti dulu di rumah makan di Jalan Wantilan, masih di Subang setelah itu pergi kemudian isi BBM di Cempaka Purwakarta. Jadi semenjak pergi dari Subang, itu tidak ada yang aneh," ujarnya ketika ditemui di kediamannya di Purwajati Desa Parapasan Kecamatan Purwadadi, Rabu (3/7) petang.
Setelah itu, Edi menjelaskan, dirinya langsung menuju Marunda Jakarta dengan membawa mobil di posisi depan dengan didampingi pengawal dari petugas ekpedisi.
"Di Marunda, sebagian barang diturunin karena sebagian akan dibawa ke Flores. Setelah beres, sama pengawal dari ekpedisi disana, barang di truk dicek lagi, diitung lagi dan sudah sesuai. Ketika ada penurunan barang di Marunda, tidak ada yang hilang," ujarnya.
Setelah dari penurunan barang di Marunda, dua mobil lainnya, kemudian bergabung dengan Edi dan melanjutkan perjalanan ke Cigudeg, Bogor.
"Waktu berangkat dari Marunda, sebelum masuk tol, sebelum masuk bayar karcis, kami berhenti dulu mengecek semua termasuk ban dan tambang pengikat, kemudian berangkat dengan ada dua pengawal polisi yang duduk di truk lain di belakang saya. Kalau di mobil saya, enggak ada polisi," katanya.
Ketika sudah memasuki tol JORR, sekitar daerah Pondok Indah, masih di dalam tol, tiba-tiba ban depan truknya pecah kemudian rombongan empat truk tersebut berhenti.
"Truk saya berhenti tepat di bawah lampu PJU jadi terang, saat itu tidak ada yang aneh, baik truk maupun terpalnya tidak ada yang sobek," kata Edi.
Baru ketika sampai di Cigudeg, ketika hendak membongkar barang, ia terkejut karena terpalnya telah sobek.
"Saya kira kena rantai pengikat, tapi ternyata sobekan terpalnya rapih, kaya bekas pisau. Dari situ mulai sadar ada dua dus dinamit yang hilang. Satu dusnya berisi 50 dinamit," kata dia.
Edi mengaku baru dua kali membawa bahan peledak. Ia sendiri, bukan karyawan dari PT MNK. "Saya baru sekali bawa bahan peledak ke daerah Bogor Jakarta. Sebelumnya pernah juga ke Bandung. Saya cuma kerja lepas, disuruhnya juga jarang," kata Edi.
Setelah dikabarkan bahan peledak ada yang hilang, ia kemudian diperiksa intensif di Polres Bogor dari pagi hingga sore. Truknya pun, untuk sementara ditahan di Mapolres Bogor.
"Mudah-mudahan truknya cepat dikembalikan biar bapak bisa kerja kembali. Kalau enggak ada mobil, ya enggak kerja," kata Siti Wasliah, istri Edi. (*)