Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Prof. Dr. Alaidin Koto :Jaga Kesucian Bulan Ramadan

Dalam bulan suci Ramadan ada dua hal yang sangat penting dan perlu di ingat oleh umat muslim

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Prof. Dr. Alaidin Koto  :Jaga Kesucian Bulan Ramadan
TRIBUN KALTIM - BALIKPAPAN/FACHMI RACHMAN
GAGAL MELIHAT HILAL - Kepala Kantor Kementerian Agama Wilayah Balikpapan, Saifi mencoba melihat hilal dengnan Theodolit Ketinggian milik BMKG Balikpapan di Gunung Dubbs Komplek Pertamina Balikpapan, Senin (29/8/2011). Menurut Perhitungan BMKG Kota Balikpapan Hilal di Kota Minyak yang dilakukan hari ini akan terlihat pada pukul 18.12 WITA di ketinggian 1,9 derajat, dengan lebar sabit 0.1 dan panjang sabit 0,0001 dengan lama hilal 7,6 menit. Namun Tim Rukyat Kota Balikpapan yang diketuai oleh Kepala Kantor Wilayah Agama Balikpapan yang sejak pukul 17.00 Wita telah mencoba melakukan pemantauan hilal berdasarkan hitungan BMKG hingga pada pukul 18.12 Wita tidak melihat tanda tanda adanya hilal. Salah satu penyebabnya mereka gagal melihat hilal adalah faktor cuaca yang tidak mendukung. (TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN) 

Pakar Keislaman Riau

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU- Dalam bulan suci Ramadan ada dua hal yang sangat penting dan perlu di ingat oleh umat muslim. Dua hal itu yakni keampunan dan rahmat yang terbuka lebar. Karena keampunan yang terbuka lebar tersebutlah kita sebagai umat muslim di anjurkan untuk meminta ampunan kepada Allah SWT dengan se ikhlas-ikksanya. Dan dengan rahmat yang terbuka lebar tersebut juga mari kita tingkatkan amal ibadah kita pada bulan suci Ramadan ini. Amal ibadah itu dapat berupa amal ibadah individual dan amal ibadah sosial.

Dibulan yang suci ini jangan sampai kita kotori dengan perbuatan dan tradis i-tradisi yang merusak nilai agama. Karena belakangan dirasakan banyak tradisi yang sudah melekat di masyarak Riau dan Pekanbaru pada khususnya yang sudah melenceng dari ajaran Agama Islam. Seperti pasangan muda- mudi yang berdua-duaan pada subuh hari padahal mereka bukan muhrimnya. Kegiatan iitu biasanya dikenal oleh masyarakat di Pekanbaru dengan sebutan Asmara Subuh (Asbuh).

Selain itu tradisi yang belakangan disalah artikan oleh masyarakat Riau adalah mandi balimau. Padahal jika di lihat dari sejarahnya mandi balimau merupakan simbol kebersihan. Dimana limau merupakan suatu simbol yang dapat mebersihkan kotoran seperti daki dan karat.

Tapi belakangan Simbol  dan tradisi itu sudah di salah artikan. Ini terlihat dengan banykanya masyarakat Riau yang mandi di sungai dengan bercampur aduk bahkan ada yang sambil pacaran . Ini jelas sangat memalukan. Kita malu sama umat non muslim yang melihat umat muslim yang katanya menjalankan ibadah  tapi di barengi dengan berbagai kegiatan yang menjurus kepada kemaksiatan. Selain itu air disungai yang di gunakan untuk mandi balimau itu juga  tidak menjamin kebersihannya.

Sebetulnya ada dua bulan yang sangat penting menjelang masuknya bulan suci Ramadan. Dua bulan itu adalah Bulan Rajab dan Bulan Sa'ban. Dimana pada bulan Rajab merupakan bulan pensucian jasad atau jasmani sedangkan bulan Sa'ban merupakan bulan pensucian hati atau rohani. Dengan adanya tradisi dan kebiasaan yang sudah disalah artikan tersebut maka jelas dua bulan tersebut sudah dikotori oleh umat muslim itu sendiri. Kotor jasmani karena kebersihan airnya dan kotor hatinya karena perbuatanya.

Selain hal diatas, pada Ramadan 1434 H tahun 2013 ini kita umat muslim di Provinsi Riau juga dibarengi dengan adanya pesta demokrasi pemilihan kepala daerah dan pemilihan Gubenur Riau. Ini menjadi perhatian semua pihak untuk saling menjaga kesucian bulan Ramadan. Karena kita tidak ingin bulan suci Ramadan di jadikan sebagai ajang untuk berkampaye. Kita tidak ingin Ramadan kali ini ada dimasuki oleh nuansa politik. Kepada semua pihak kiranya dapat sama-sama menjaga kesucian Ramadan ini. Jangan jadikan ramadan sebagai ajang untuk kepentingan bagi para calon untuk berkampanye.

Berita Rekomendasi

Kepada masyarakat dan pengurus masjid serta lembaga dakwah kiranya dapat lebih hati-hati lagi terhadap selebaran, panduk yang disebarkan dan dipasang di masjid dan mushalla dengan embel-embel ucapan selamat Ramadhan namun juga disertai dengan foto para calon kepala daerah dan Gubenur. Belakangan juga sudah dijumpai banyaknya jadwal imsakiyah yang memampang foto para caleeg, dan cagub yaang disebar ke masyarakat. Ini jga jangan sampai masuk kerumah ibadah dan juga jangan sampai mengurangi nilai Ramadhan itu sendiri.

Terlepas dari itu semua, kita sebagai masyarakat Riau harus bersyukur dan mari kita maknai Ramadan yang bertepadan dengan pemilihan Gubernur Provinsi Riau kali ini sebagai masa pemilihan pemimpin yang suci. Karena di saat setelah jutaan masyarakat Riau melaksanakan puasa dengan bersih mereka memilih seorang pemimipin yang tentunya harus bersih pula.

Akhirnya jadikan Ramadan tahun ini sebagai bulan pembersih diri untuk mendapatkan sa,faat dan ampunan dari Allah SWT. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas