Lapas Pekanbaru Minta Jalur Khusus Arus Dari PLN
Pihak Lembaga Pemasyarakatan klas II A Pekanbaru meminta jalur khusus arus kepada PLN cabang Pekanbaru.
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS COM, PEKANBARU- Pihak Lembaga Pemasyarakatan klas II A Pekanbaru meminta jalur khusus arus kepada PLN cabang Pekanbaru. Permintaan ini sebagai langkah untuk mengantisipasi terjadinya kericuhan akibat gangguan listrik di Lembaga Pemasyarakatan. Seperti halnya yang terjadi di Lapas Tanjung Gusta Medan beberapa waktu lalu.
"Kami sudah melayangkan surat permohonan jalur khusus itu kepada pihak PLN. Namun hingga saat ini belum ada respon dari mereka,"ujar Kepala Pengaman Lapas Klas II A Pekanbaru Bejo kepada Tribun Kamis (18/7).
Menurut Bejo, seringnya terjadi pemadaman listrik di beberapa daerah di Pekanbaru akhir-akhir ini dirasakan sangat mengganggu kenyamanan penghuni Lapas. Terutama saat pelaksanaan ibadah selama Ramadan ini. Untuk itu, dirinya juga berharap kepada PLN untuk ikut juga menciptakan suasana kondusif.
"Intinya jangan sampai terjadi seperti di tanjung gusta, ini tugas kita bersama,"ujar Bejo.
Bejo menambahkan, saat ini Lapas memang memiliki mesin Diesel jika terjadi pemadaman dari PLN, namun kekuatan mesin yang ada tersebut masih dianggap jauh dari kebutuhan yang diharapkan.
"Ada mesin di dalam. Tapi tidak memadai untuk kebutuhan sebesar Lapas itu. Bayangkan, penghuninya juga banyak,"ujar Bejo.
Sedangkan dari segi pengamanan juga pihak lapas meningkatkan pengamanan pasca terjadinya beberapa kejadian dibeberapa Lapas ditanah air. Peningkatan pengamanan ini dilakukan dengan meningkatkan kerjasama dan kordinasi dengan pihak kepolisian dan TNI, baik itu Kodim dan Korem.
"Mengenai keamanan kita kerjasama, baik itu dari Korem, Kodim, dan Polresta, ini sebagai langkah kita melakukan tindakan berupa deteksi awal sebelum terjadi. Jadi ada langkah antisipasi yang kita lakukan,"ujar Bejo.
Sementara itu, di Rumah Tahanan Pekanbaru yang berada di Kulim Tenayanraya, saat ini menurut data dari PLN Cabang Pekanbaru, sudah menunggak pembayaran tarif listrik ke PLN mencapai Rp 30 juta. Tunggakan ini sudah terjadi sejak bulan Februari 2013 silam hingga Juli. Namun tunggakan hanya terjadi di Rutan, sedangkan Lapas klas II A dewasa dan anak berjalan lancar.
Demikian disampaikan Humas PLN cabang Pekanbaru Anson kepada Tribun Kamis (18/7) saat ditemui di kantornya. Ia menjelaskan, tidak hanya Rutan Kulim saja yang mengalami penunggakan, namun, kantor lain yang masih berada dibawah naungan Menteri Hukum dan Ham seperti Rumah Detensi Imigrasi yang berada di belakang komplek MTQ juga mengalami hal sama.
"Yang sifatnya departemen atau kementerian itu pembayarannya ke pusat, bukan ke cabang. Mengenai tunggakan itu kami masih ada pertimbangan-pertimbangan juga untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan,"ujar Anson kepada Tribun.
Anson menambahkan, sejauh ini pihaknya hanya mengedepankan kordinasi terhadap instansi-instansi yang mengalami tunggakan pembayaran tersebut.
"Kalau terhadap instansi masih mengedepankan kordinasi, karena kita maklum dengan mekanisme mereka,"jelas Anson.
Sementara itu, disinggung mengenai antisipasi pemadaman dan gangguan listrik di Lapas, untuk menghindari kasusu yang sama dengan Lapas Tanjung Gusta. Anson menjelaskan, pihaknya menghindari adanya pemadaman di Lembaga Pemasyarakatan itu.
"Kalau mengenai jalur khusus itu tidak ada, karena satu jaringan semua. Kecuali memang ada genset untuk membackup jika terjadi pemadaman atau gangguan,"ujar Anson.
Anson mengatakan, saat ini Lapas klas II A Pekanbaru memiliki daya listrik 13200 VA. Jumlah ini masih dianggap kecil jika dilihat besarnya Lapas tersebut. Sementara itu, Rutan Kulim memiliki 33000 VA.(*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.