Brimob Vs Sabhara Bukti Polisi Muda Belum Bisa Kontrol Emosi
Bentrokan antara Satuan Brimob dan Sabhara Polda Jawa Tengah, diduga kuat dipicu emosional para polisi muda yang baru lulus pendidikan.
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bentrokan antara Satuan Brimob dan Sabhara Polda Jawa Tengah, diduga kuat dipicu emosional para polisi muda yang baru lulus pendidikan.
Munculnya pesan BlackBerry Messenger (BBM) yang menimbulkan emosi anggota Satuan Brimob Polda Jawa Tengah, mencerminkan bahwa arogansi dan pengendalian emosi masih melekat pada segelintir polisi.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Ronny Franky Sompie mengungkapkan, anggota Brimob dan Sabhara yang terlibat baku hantam di Direktorat Sabhara, belum sampai setahun menjadi polisi, setelah menjalani pendidikan selama enam bulan.
“Bripda-Bripda yang terlibat dalam insiden tadi malam, baru lulus pendidikan selama 6 bulan. Mereka merupakan Bripda baru yang bertugas di Polda Jateng,” kata Ronny di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (25/7/2013).
Menurut jenderal polisi bintang dua, isi BBM yang diterima anggota Satuan Brimob Polda Jawa Tengah semacam menantang temannya sendiri, tapi sebetulnya kalau dibaca dengan rendah hati, BBM tersebut seperti guyonan di antara mereka.
“Harus dicermati sikap sabar di antara mereka dalam berkomunikasi satu dengan yang lain. Mungkin saja mereka baru menyelesaikan suatu tugas, sehingga terbawa situasi yang kurang baik saat pelaksanaan tugas,” tutur Ronny.
Peristiwa tersebut, lanjutnya, akan menjadi pelajaran berharga bagi Polri dalam melakukan pendidikan ke depan.
“Guyonan-guyonan tersebut ditanggapi emosional, ini yang perlu kami tinjau. Mereka perlu kami latih bersikap sabar, dan rendah hati melihat komunikasi supaya tidak dibawa emosional,” paparnya.
Sebelumnya diberitakan, Rabu (23/7/2013) sekitar pukul 22.30 WIB, 30 anggota Brimob Polda Jawa Tengah mendatangi Direktorat Sabhara Polda Jawa Tengah.
Penyebabnya sepele, yakni pesan dalam BlackBerry Messenger (BBM) dari seorang bernama Bripda Fahri, yang bertugas di Direktorat Sabhara Polda Jawa Tengah. Isi pesan itu dengan cepat menyulut anggota Brimob Polda Jawa tengah lainnya.
30 anggota Brimob Polda Jawa Tengah dengan menunggangi sepeda motor, mendatangi Direktorat Sabhara Polda Jawa Tengah untuk mencari Bripda Fahri. Namun, orang yang dicari tidak ada, sampai akhirnya terlibat adu mulut antara anggota Sabhara dan Brimob.
“30 anggota Sat Brimob Polda Jateng mendatangi Kantor Direktorat Sabhara Polda Jateng menggunakan kendaraan bermotor. Kemudian mereka berusaha menanyakan kiriman BBM yang mereka terima bernuansa tidak menyenangkan terhadap Sat Brimobda Polda Jateng. Saat pertemuan, terjadi silang pendapat, sehingga mereka melakukan tindakan pemukulan satu sama lain,” beber Ronny.
Kasus tersebut saat ini sudah ditangani Kapolda Jawa Tengah. Semua anggota Brimob dan Sabhara yang terlibat dalam insiden tersebut kini menjalani pemeriksaan oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jateng.
Akibat peristiwa tersebut, empat anggota Sabhara dan empat anggota Brimob mengalami luka-luka. Terjadi juga kerusakan pada bangunan di Direktorat Sabhara Polda Jateng, di mana sejumlah kaca jendela pecah.
Empat anggota Direktorat Sabhara Polda Jateng yang terluka adalah Bripda Ilham (21), Bripda Aditya (19), Bripda Anugrah Dwi (20), dan Bripda Fajar Gunarto (20).
Sementara, anggota Satuan Brimob Polda Jateng yang luka-luka dan memar adalah Bripda Liang Lukita, Bripda Nuh Setiaji, Bripda Muhamad Nur Solihin, dan Bripda Pundi Lingga Pratama.
Ronny membantah adanya penggunaan senjata tajam dalam insiden tersebut. Tapi, kemungkinan luka sobekan pada sejumlah korban diakibatkan pecahan kaca.
“Tadi saya katakan ada beberapa bagian kaca yang pecah, itu nanti akan diteliti secara mendalam apa yang menyebabkan luka sobek. Ada kaca yang bisa melukai kaki dan tangan mereka,” tuturnya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.