Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sisca Tewas Kehabisan Darah

Tim Forensik RSUP Hasan Sadikin Bandung menyatakan, berdasarkan hasil autopsi yang dilakukan terhadap Branch Manager

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Sisca Tewas Kehabisan Darah
Facebook/Dokumen Pribadi
(Penggabungan FOTO-FOTO) Fransisca Yofie (34) atau Sisca Yofie, Branch Manager PT Venera Multi Finance, yang terpampang di halaman Facebooknya semasa hidup. (Dokumen Pribadi dari Facebook) 

Dugaan awal motif pembunuhan sebagai penjambretan berdasarkan bukti setelah kematian Sisca bisa berkembang ke motif lain. "Kemungkinan selalu ada saja, seperti tersangka orang bayaran. Opini publik juga jadi pertimbangan kami. Sekarang kami masih dalami sambil mengumpulkan alat bukti," ujarnya.

Kemarin dua pelaku, Wawan dan Ade, menangis serta meminta maaf atas apa yang telah mereka lakukan. Berkali-kali mereka mengaku tidak ada niat untuk membunuh, hanya akan mengambil tas Sisca.

Wawan, yang sempat diwawancarai di ruang terpisah dengan Ade di ruang Sat Reskrim Mapolrestabes Bandung, mengaku, tak ada niat untuk membunuh Sisca. Ia tak mengenal wanita yang diketahui bekerja sebagai Branch Manager PT Verena Multi Financa Tbk tersebut.

Pria yang bekerja di workshop airbrush dan tukang rongsok ini juga mengaku tidak kenal dengan Kompol A, polisi yang terseret kasus ini. Bahkan diakui Wawan, dia syok mendapati pemberitaan yang menjadi besar seperti ini. Ia baru melihat tayangan berita di TV, Kamis (15/8).

"Perasaan sekarang, saya sangat bersalah. Ya, baik keluarga saya maupun keluarga korban, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kepada bapak saya, kakak saya, adik saya, keponakan saya, saya minta maaf. Sama pihak korban juga, saya enggak berencana mau membunuh anak bapak, anak ibu," ujar Wawan dengan suara terbata-bata menangis sambil menundukkan kepala.

Di ruang terpisah, Ade mengungkapkan penyesalannya. Ia merasa kesal dengan Wawan. Bahkan Ade mengaku, kalau saja waktu itu dia melawan untuk tidak melakukan aksi kejahatan, meskipun di bawah tekanan dan ancaman pamannya tersebut, tentu tidak akan terjadi pembunuhan yang beritanya beredar luas ini.

Pria yang bekerja sebagai collector di sebuah koperasi ini sempat terisak. Ia mengaku menyesal dan merasa bersalah. Terlebih, Ade baru kali pertama mengikuti kemauan pamannya itu untuk melakukan pencurian yang disertai kekerasan.

Berita Rekomendasi

Seusai kejadian, Ade merasa tidak tenang hingga akhirnya memutuskan untuk menyerahkan diri dengan diantar oleh Ahri (65), ayah Wawan. Apalagi Ade mengetahui bahwa dia dan Wawan disebut-sebut sebagai pembunuh bayaran. Berkali-kali Ade mengatakan tidak ada yang menyuruh dia, kecuali Wawan.

"Kepada keluarga korban, saya sangat menyesal sekali. Mohon maaf sebesar-besarnya. Saya minta dibesuk sama istri. Merasa bersalah sama istri saya juga," kata Ade dengan nada suara bergetar dan terisak menangis. (dic)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas