Sentil Soekawo, Bambang DH Nyanyikan Lagu Bongkar
Bukan tanpa alasan cagub dari PDI Perjuangan ini ingin menyanyikan lagu karya Rhoma Irama dan Iwan Fals tersebut.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Calon Gubernur Bambang DH mendadak ingin menyanyikan lagu berjudul "Gelandangan" dan "Bongkar" di sela-sela pidato politik kampanye di lapangan Jimbaran, Wonoayu, Sidoarjo, Senin (19/8/2013).
Bukan tanpa alasan cagub dari PDI Perjuangan ini ingin menyanyikan lagu karya Rhoma Irama dan Iwan Fals tersebut.
Bambang mengatakan, dirinya ingin membawakan lagu Gelandangan karena melihat banyak warga Jatim yang masih hidup miskin, kesenjangan ekonomi warga kota dan desa, belum seluruh kabupaten/kota bebas biaya pendidikan, pembayaran Guru Tidak Tetap di bawah UMK, eksploitasi migas oleh perusahaan asing yang tak membawa dampak positif kepada pembangunan wilayah, hingga masalah menahun pembayaran ganti rugi korban Lumpur Lapindo.
"Saya dua periode menjadi Wali Kota Surabaya. Sejak saya Wali Kota Surabaya, sampai sekarang, Surabaya sudah bebas biaya pendidikan. Dan kalau masih ada kepala sekolah yang minta biaya SPP, biaya buku, maka saya copot," tandasnya.
Bambang merasa belum banyak perubahan yang dilakukan oleh cagub incumbent Sukarwo selaku pimpinan pemprov Jatim.
Ia mengaku tak berjanji muluk atau akan membagi-bagikan uang kepada warga. Namun, ia menyatakan memiliki program dana Rp 500 juta setiap desa per tahun untuk melakukan perubahan di Jatim jika kelak terilih.
Bambang pun menyanyikan lagu "Bongkar" setelah ia menyampaikan potensi permainan politik uang di Pilgub Jatim kali ini.
"Apa bisa lagu 'Bongkar'?Ayo, nyanyi sama-sama. Jadi, yang model-model lama dibongkar, ganti yang lama," sindirnya sebelum bernyanyi.
Kepada sekitar seribu warga yang hadir dalam kampanyenya, Bambang meminta agar setiap warga menolak dan waspada terhadap setiap bentuk permainan politik kotor tersebut menjelang hari pemilihan 29 Agustus mendatang.
Bahkan, ia menantang warga untuk menangkap pelaku politik uang tersebut bila mengetahui.
Menurut Bambang, Pilgub Jatim pada 2008 tampak jelas adanya kecurangan hingga pemilihan diulang hingga tiga kali. Dan tidak mungkin kecurangan tersebut kembali dilakukan oleh pasangan calon tersebut.
"Kalau yang ketahuan money politic, tangkap! Wani nda (berani tidak)? Kalau tahu di desanya ada warga yang biasa bagi-bagi duit jelang pemilihan, kepungi saja rumahnya," imbuhnya.