Ekspor Impor Jabar Bakal Melambat
Pelemahan rupiah yang terus berlangsung berdampak negatif bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pelemahan rupiah yang terus berlangsung berdampak negatif bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Para pelaku usaha UMKM, yang berpotensi terkena efek itu adalah yang kebutuhan row materialnya 60 persen impor," kata Ketua Komisi Tetap Kadin Jabar Bidang Perdagangan Luar Negeri, Yusuv Sukhyar, pada Silaturahmi Dunia Usaha Jabar di Grand Royal Panghegar, Bandung, Minggu (25/8) malam.
Selain itu, sambungnya, para pelaku UMKM yang memiliki kontrak kerja ekspor-impor jangka pendek bakal merugi karena beban operasional kian berat. "Jika rupiah terus melemah. Katakanlah tembus Rp 12.000 per dollar AS maka pelaku UMKM itu dapat gulung tikar," ujanya.
Yusuv memperkirakan ada beberapa sektor yang terkena dampak pelemahan rupiah. Di antaranya tekstil karena sejumlah bahan mentahnya masih impor, seperti bahan kimia untuk pencelupan.
Yusuv menyatakan, sejauh ini, perlambatan perdagangan luar negeri sebagai efek pelemahan rupiah sulit terprediksi karena kondisinya masih fluktuatif. Meski begitu pihaknya tidak mengelak adanya perkiraan terjadinya perlambatan ekspor-impor Jabar sekitar 15 persen.
Ketua Kadin Jabar, Agung Suryamal Soetisno, menambahkan, efek pelemahan rupiah membuat operasional industri, yang bahan mentahnya impor, naik sekitar 30-40 persen.
"Kami, pelaku usaha Jabar, mendorong upaya-upaya pemerkuatan rupiah. Masyarakat jangan panik. Saya kira, hal ini dapat terlewati." kata Agung. (win)