Cerpen dalam Buku Pelajaran Siswa di Garut Dinilai Musyrik
Isi buku mata pelajaran Bahasa Indonesia yang marak beredar di Garut, Jawa Barat, kembagi mendapat gugatan.
TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Isi buku mata pelajaran Bahasa Indonesia yang marak beredar di Garut, Jawa Barat, kembali mendapat gugatan.
Selain memuat cerita pendek penuh kata cacian, dan berisi pesan anti-pemerintah, buku itu juga dinilai memuat materi yang bisa menjerumuskan siswa ke dunia kemusyrikan.
Hal itu, diungkapkan oleh Ma'mun Gunawan, orangtua siswa yang melaporkan kasus itu ke Dinas Pendidikan Garut.
Ma'mun menyimpulkan, materi cerpen berbahasa melayu itu sarat dengan perbuatan musyrik, terutama pada bagian akhirnya.
"Kalimat akhir cerpen itu tertulis 'Sali pingsan dan tak bangun lagi meski didatangkan dukun dan dibacakan mantra-mantra serta air penawar yang diguyurkan di ubun-ubunnya'," jelas Ma'mun, Sabtu (31/8/2013).
Sebagai orangtua siswa, pihaknya sangat menyayangkan kecerobohan pemerintah meloloskan buku tersebut di tengah-tengah pemberlakuan kurikulum 2013.
"Kontraproduktif dengan tujuan kurikulum 2013 yang bertujuan membangun karakter siswa yang berkepribadian dan bersumber pada budi pekerti, moralitas agama dan budaya bangsa. Sangat ceroboh," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Ma'mun menilai keseluruhan cerita yang dibangun dalam cerpen Gerhana karya Muhammad Ali tersebut, bisa menimbulkan persepsi yang keliru terhadap aparatur pemerintahan.
"Jadi ceritanya itu Sali yang tanamannya dirusak orang lapor ke lurah. Di sana ia tidak ditanggapi dan diminta ke camat. Sampai dicamat dibilang, saya tidak mengurusi hal-hal kecil. Laporlah ke polisi, di sana pula ia dihardik habis-habisan. Ini kan bisa menimbulkan persepsi dan sikap antipati generasi kita pada pemerintah?" jelas Ma'mun yang juga sekretaris KNPI Garut itu. (kompas.com)