Gadis Ini Rela Diperdagangkan karena Cemburu kepada Ibu Tiri
E (16), warga Ambon, menjadi korban perdagangan anak (human trafficking) karena alasan yang terbilang konyol sekaligus ironis.
TRIBUNNEWS.COM, AMBON - E (16), warga Ambon, menjadi korban perdagangan anak (human trafficking) karena alasan yang terbilang konyol sekaligus ironis.
E, mengaku terpaksa meninggalkan rumahnya untuk ikut ke Fak-fak bersama kelima rekannya sesama korban perdagangan anak, lantaran cemburu terhadap sang ayah yang terlalu memperhatikan ibu tiri E yang masih muda.
"Jujur saja, saya terpaksa ikut Om Ramli (pelaku) karena saya terlalu cemburu dengan ibu tiri saya yang selalu dimanjakan ayah," kata E kepada Kompas.com di Kantor Polres Pulau Ambon, Senin petang (2/9/2013).
Ia mengungkapkan, ayahnya memilih kembali menikah setelah ibunya meninggal dunia beberapa tahun lalu. Saat itulah, kehidupannya kurang diperhatikan sang ayah.
"Ayah saya hanya memperhatikan istrinya yang baru 17 tahun itu, sedangkan saya dicuekin," ujarnya.
Menurutnya, kondisi keluarga kerap membuat dirinya beberapa kali kabur dari rumah, dan tidak melanjutkan sekolah. "Saya sudah lari dari rumah sekitar 100 kali. Saya jenuh dengan kondisi di rumah," katanya.
E sendiri telah mengenal Ramli di Kendari beberapa bulan yang lalu. Karenanya, saat diajak kerja di Fak-fak, E langsung menyetujuinya.
"Saya kenal sama Om Ramli dan saat diajak kerja di toko saya langsung mau," katanya. Dari pengakuan Ramli di polisi, keenam gadis belia, termasuk E, sedianya akan dibawa ke Fak-fak, Papua Barat, untuk dipekerjakan di kafe.
Kasat Reskrim Polres Pulau Ambon Ajun Komisaris Agung Tribawanto mengatakan, keenam gadis belia tersebut merupakan korban perdagangan perempuan dan anak. Pihaknya, melakukan penangkapan terhadap pelaku setelah mendapatkan laporan dari masyarakat.
"Kami dihubungi langsung dari masyarakat kalau pelaku sedang membawa keenam korban ini, dan pelaku sendiri telah mengakui kalau keenam korban akan dipekerjakan di kafe dan bukan di toko sebagaimana yang dijanjikannya," jelas Agung.
Hingga saat ini, polisi masih terus memeriksa keenam korban dan juga pelaku di Mapolres Pulau Ambon. Keenam korban ini dibawa dari Kendari, Sulawesi Tenggara, dengan tujuan Fak-fak.
Namun, saat kapal yang ditumpangi singgah di Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon, polisi langsung membekuk pelaku dan juga mengamankan keenam korban trafficking ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.