Pengusaha Desak Bangun Kapuas III
Pengusaha Kalimantan Barat mendesak pemerintah provinsi segera merealisasikan Jembatan Kapuas III,
Editor: Budi Prasetyo
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Steven Greatness
* Feri Penyeberangan Harus Ditambah
* Pasca Fender Kapuas I Tertabrak
TRIBUNNEWS.COM , PONTIANAK - Pengusaha Kalimantan Barat mendesak pemerintah provinsi segera merealisasikan Jembatan Kapuas III, akibat dampak penutupan sementara Jembatan Tol Kapuas I pasca dua kali tertabrak kapal dan tongkang dalam waktu selisih beberapa hari.
Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) Kalbar, Dian Eka Muchairi, mengatakan meskipun dampak penutupan akses Jembatan Tol Kapuas I tidak begitu berpengaruh pada aktivitas dan omzet pendapatan perusahaan, tapi Jembatan Kapuas III tetap harus segera direalisasikan.
"Pemerintah diharapkan supaya segera realisasi Jembatan Kapuas III sebagai solusinya. Walaupun ada perbaikan Kapuas I, tetap saja realisasi pembangunan Kapuas III supaya segera direalisasi. Kekuatan jembatan Kapuas I sudah tidak seperti semula selain itu jumlah kendaraan di Pontianak selalu meningkat," ujarnya kepada Tribun, Kamis (12/9/2013).
Menurutnya, Jembatan Kapuas I lebih aman untuk kendaraan bermotor atau roda dua saja. Sedangkan Jembatan Kapuas III dapat menjadi prioritas utama untuk kendaraan roda empat ke atas, mengingat jumlah penduduk dan jumlah kendaraan juga semakin bertambah di Kalbar.
Sementara pengusaha ekspedisi tidak terlalu merasakan dampaknya, sebelumnya sudah melewati Jembatan Kapuas II karena adanya peraturan Wali Kota (Perwa) Pontianak tentang larangan roda empat ke atas melewati Jembatan Kapuas I.
Dian juga mendesak pemerintah memperhatikan feri penyeberangan yang selama ini menjadi alternatif warga Pontianak. "Mengingat jumlah penumpang semakin banyak, feri penyeberangan memang harus jadi perhatian juga saat ini. Khususnya keselamatan penumpang,jangan sampai over load karena dapat menimbulkan masalah baru. Jangan sampai dipaksakan, khawatir menyebabkan tenggelam," tuturnya.
Terpisah Owner PT Bintang Karindo Pontianak, Abdul Harits, mengatakan perusahaan ekspedisi yang menggunakan kendaraan roda empat ke atas sudah terbiasa melewati Jembatan Kapuas II.
"Oleh karena itu, dampak langsung tidak terlalu terasa pada kami perusahaan ekspedisi yang mengandalkan kendaraan roda empat. Kecuali merasakan semakin panjangnya antrean feri dan semakin padatnya jalur Jembatan Kapuas II, sehingga kami harus lebih ekstra hati-hati melalui jalanan dengan kepadatan kendaraan tinggi," ujarnya.
Sama dengan pengusaha lainnya, Harits juga menyatakan belum merasakan adanya kerugian nominal yang besar, akibat ditimbulkan dari penutupan sementara Jembatan Kapuas I. Meski begitu, ia mendesak pemerintah agar dapat segera memperbaiki kerusakan Jembatan Kapuas I sehingga dapat dibuka kembali aksesnya.
Selain itu, pemerintah harus segera realisasikan atau rencana pembangunan jembatan kembar sehingga dapat dilalui kembali oleh kendaraan besar sehingga mempermudah akses para pelaku jasa angkutan.
Sementara kapal feri penyebrangan yang tersedia, Harits menilai sudah lama tidak mampu mengakomodir pengguna jasa penyebrangan, bahkan sebelum ditutupnya Jembatan Kapuas I. Karena itu disarankan, sebaiknya momen ini menjadi pertimbangan pihak pengelola feri penyeberangan untuk dapat menambah unit feri sehingga dapat mengakomodir pengguna jasa penyebrangan feri.
Sementara Manager PT Buana Cahaya Abadi Mandiri, (PE Tangki), Abu mengeluhkan dampak yang dirasakan langsung akibat ditutupnya akses Jembatan Kapuas I, karena dari kediaman pribadinya menuju perusahaannya yang berada di Wajok harus melintas Sungai Kapuas.
"Dampaknya adalah psikologis yaitu stress karena macet dimana-mana. Kalau kerugian tentu besar sekali, yaitu waktu, material berupa bensin atau solar serta lainnya. Sebab dulu waktu yang diperlukan cuma 2 jam tapi sekarang sampai 4 jam, pulang pergi, Wajok-Pontianak Kota. Kalau dihitung kerugiannya dua kali lipat dari pengeluaran semula," ujarnya.
Abu mengingatkan pemerintah harus tanggap dan cepat mencarikan solusinya, yaitu bangun Jembatan Kapuas III untuk memenuhi kebutuhan pengguna kendaraan bermotor. Selain itu, menambah feri penyeberangan minimal menjadi 2 unit agar tidak terlalu lama antre feri sepeerti yang terjadi saat ini. (sgt)
.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.