Belasan Pemilih Siluman di Pilkada Makassar Ditangkap
Saat pemilihan berlangsung, relawan Panitia Pengawas (Panwas) yang bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) memergoki 15 orang pemilih "siluman".
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM MAKASSAR, - Rabu (18/9/2013) hari ini, masyarakat Kota Makassar menyalurkan hak pilihnya untuk menentukan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar. Saat pemilihan berlangsung, relawan Panitia Pengawas (Panwas) yang bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) memergoki 15 orang pemilih "siluman".
Mereka memilih di beberapa TPS di Kecamatan Wajo, Rappocini, Mamajang, Tallo, Makassar, Manggala, dan Kecamatan Tamalanrea. Pemilih "siluman" itu menggunakan kartu pemilih orang lain untuk memenangkan salah satu pasangan dari 10 kandidat Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar.
Ketua Panwas Makassar, Amir Ilyas yang dikonfirmasi di kantornya, Rabu (18/9/2013) mengatakan, 15 orang pemilih "siluman" telah diamankan oleh Panwas Kecamatan dan rencananya akan diserahkan ke Polrestabes Makassar untuk diproses lebih lanjut. Amir menjelaskan, tertangkapnya pemilih "siluman" berkat sistem Panwas menggunakan relawan pengawas di TPS tempat mereka berdomisili. Jadi relawan pengawas tersebut, bisa mengenali semua pemilih yang datang ke TPS.
Amir menambahkan, berdasarkan pengakuan para pemilih "siluman", mereka disuruh memilih salah satu pasangan calon. "Ada yang disuruh memilih nomor urut 2 dan ada juga disuruh memilih nomor urut 9. Dari kelima belas pemilih 'siluman' itu, ada yang berasal dari luar Makassar, yakni Kabupaten Jeneponto," bebernya.
Dia menjelaskan, jika mereka terbukti bersalah akan diancam penjara minimal 1 bulan dan maksimal 12 bulan.
Di tempat yang sama, Kepala Polrestabes Makassar, Komisaris Besar (Kombes) Polisi Wisnu Sanjaja mengatakan, pemilih "siluman" itu menggantikan keluarganya yang enggan menggunakan hak suaranya. Menurutnya, kelima belas orang itu tidak dimobilisasi oleh salah satu calon kandidat.
"Mereka menggantikan orangtuanya maupun tantenya untuk memilih di sejumlah TPS. Jadi tidak dimobilisasi oleh satu pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar. Mereka ada diamankan setelah mencoblos dan ada pula yang belum mencoblos," tandasnya.
Sementara itu, salah satu pemilih "siluman" berinisial A yang merupakan mahasiswa perguruan tinggi di Makassar ini mengaku ia bersama sembilan orang temannya diangkut dengan menggunakan mobil Avanza untuk memilih salah satu pasangan calon. "Saya tidak tahu itu orangnya. Tapi kita dimobilisasi bersama 9 orang teman untuk memilih nomor urut 2 di TPS Tamalarea," akunya.