Buah Impor dari Cina Semakin Mahal
Para pedagang buah mengurangi pengambilan buah impor ke importir menyusul harga buah yang kian mahal.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Para pedagang buah mengurangi pengambilan buah impor ke importir menyusul harga buah yang kian mahal.
"Lumayan tajam penurunannya. Sebelum masa Ramadan, kami belanja satu truk buah setiap hari. Namun, pascalebaran, kami hanya belanja dua truk per satu minggu," ujar Dodi (30), kasir Dunia Segar, Pasar Induk Caringin, Bandung, Selasa (17/9).
Selain itu pembelian tidak lagi hanya satu jenis buah melainkan hingga lima jenis buah demi memenuhi truk. "Kalau muat buah nggak sampai full (penuh), rugi biaya transportasi," katanya. Padahal, biasanya, satu truk memuat satu atau dua jenis buah saja.
Dunia Segar membeli buah impor dari importir di Jakarta. Menurut Dodi ada kenaikan sebesar 33 persen untuk biaya transportasi dari Jakarta menuju Bandung. "Sebelum bulan Ramadan, biaya ekspedisi Rp 900 ribu menjadi Rp 1,2 juta pada September ini," ujarnya.
Buah-buahan itu semuanya diimpor dari Cina. Beberapa di antaranya pir dengan label blue diamond fresh peer, apel seperti rainbow apple, dan lengkeng.
Dunia Segar membanderol Rp 190.000 per dus pir impor dan Rp 280.000-320.000 tiap apel besar.
Lengkeng dibanderol Rp 170.000-180.000 per dus yang pada Senin (16/9) dihargai Rp 150.000 sedangkan harga kelengkeng dengan ukuran besar dilabeli harga Rp 200.000-225.000. Pria itu mengaku kenaikan harga buah lebih dari 5 persen.
Kenaikan harga berdampak pada sedikitnya distribusi buah dari Dunia Segar. "Ada yang kurangi pengambilan karena nggak kuat jual lagi dengan harga tinggi. Akibatnya, satu truk buah impor terjual selama sepekan dengan masih ada sisa. Padahal, biasanya, habis terjual 3-4 hari," jelasnya.
Pemilik toko buah Putra Asgar di pasar induk Caringin, Titin Hartini, mengalami hal serupa. Perempuan yang membuka toko buah di pasar itu sejak 1997, mengaku harga buah impor dari Cina naik antara 10-20 persen dari Cina.
Omzet per harinya pun turun hingga menjadi Rp 30 juta sampai 50 juta per hari. Titin menjual, rata-rata, empat truk buah setiap hari yang dijual ke lebih dari 100 pedagang buah di Kota Bandung dan sekitarnya.
Cina sukses mengekspor buah-buahan ke mancanegara karena Negeri Panda itu sangat konsisten menerapkan teknologi dalam hal pembudidayaan buah. Oleh karena itulah, Cina menguasai pasar ekspor produk hortikultura hingga 70 persen.
Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), selama periode Januari sampai Juli 2013 impor buah-buahan dari Cina ke Indonesia sebesar 194.700 ton dengan nilai 218,01 juta dolar AS.(tom)