Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peringati Hari Tani, Mahasiswa UB Bagikan 600 Bibit

"Kami mengajak warga untuk ikut melestarikan pertanian. Warga bisa mengembangkan pertanian di lingkungan rumah," kata Ali.

zoom-in Peringati Hari Tani, Mahasiswa UB Bagikan 600 Bibit
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Gabungan petani dari Jawa dan Lampung berunjuk rasa di depan Kantor Badan Pertahanan Nasional (BPN), Jakarta, Senin (24/9/2012). Memperingati hari ulang tahun Agraria dan Hari Tani Nasional, sekitar 3000 petani menuntut agar BPN membebaskan tanah nenek moyang mereka dari kepemilikan perusahaan asing yang dinasionalisasikan. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

Laporan wartawan Surya, Samsul Hadi

TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Aliansi mahasiswa peduli pertanian Universitas Brawijaya menggelar aksi turun jalan untuk memperingati hari tani, Selasa (24/9/2013).

Para mahasiswa juga membagikan 600 bibit tanaman cabai dan terong kepada para pengguna jalan.

Aksi tersebut diikuti sekitar 30 mahasiswa dari BEM Fakultas Pertanian UB dan BEM se-UB.

Para mahasiswa berjalan sepanjang Jalan Veteran. Para mahasiswa juga sempat melakukan orasi di depan Malang Town Square (Matos).

Dalam aksi itu, para mahasiswa membagikan sebanyak 300 bibit tanaman cabai dan 300 bibit tanaman terong kepada para pengendara yang melintas di Jalan Veteran. Para mahasiswa juga membagikan 60 kilogram pupuk kompos kepada petani.

Para mahasiswa juga melakukan penanaman bibit di areal Fakultas Pertanian UB.

Berita Rekomendasi

Selain itu, mahasiswa juga melakukan aksi teatrikal yang menggambarkan masalah pertanian di Indonesia. Aksi teatrikal dimainkan oleh mahasiswa dari UKM Bengkel Seni di panggung PKM Fakultas Pertanian UB.

Koordinator aksi, Ali Hakim Mudi, mengatakan, aksi tersebut sebagai wujud kepedulian mahasiswa terhadap masalah pertanian di Indonesia.

Menurutnya, pembagian bibit cabai dan bibit terong itu untuk ditanam warga di rumahnya masing-masing.

"Kami mengajak warga untuk ikut melestarikan pertanian. Warga bisa mengembangkan pertanian di lingkungan rumah," kata Ali.

Dikatakannya, dalam aksi tersebut, mahasiswa juga mengajukan beberapa tuntutan terkait masalah pertanian kepada pemerintah.

Antara lain, mahasiswa meminta pemerintah mengurangi impor kedelai dan meningkatkan produksi kedelai di dalam negeri. Mahasiswa juga meminta pemerintah menaikan anggaran untuk bidang pertanian.

"Anggaran Kementerian Pertanian pada 2014 hanya 2,5 persen dari APBN. Artinya, terjadi pemangkasan anggaran Rp 900,5 miliar pada 2014. Anggaran pada 2013 sebesar Rp 16.380,1 miliar dan anggaran pada 2014 hanya Rp 15.470,6 miliar," ujarnya.

Mahasiswa juga menuntut agar pemerintah memberikan pendampingan dana untuk program-program pertanian. "Pemerintah juga harus berkomitmen membina petani gurem untuk menguatkan produksi pertanian di Indonesia," katanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Kota Malang, Sapto P, mengatakan, kondisi lahan pertanian di Kota Malang semakin minim. Penyebabnya, banyak petani yang mengalihfungsikan lahan pertanian menjadi perumahan dan pertokoan.

Menurutnya, luas lahan pertanian di Kota Malang, saat ini, tinggal sekitar 2.000 hektar.

Untuk itu, Pemkot Malang akan membatasi alih fungsi lahan pertanian untuk pembangunan. Dinas Pertanian akan mengusulkan adanya pertanian kota.

Model pertanian kota ini, setiap rumah warga menanam tanaman produktif, sejenis pohon mangan dan pohon rambutan. Untuk melindungi lahan pertanian yang tersisa, pihaknya akan mengusulkan rancangan peraturan daerah (Raperda) yang mengatur tentang pertanian.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas