Gas dari Kawah Tangkuban Parahu Masih Berbahaya
Kadar gas SO2 dan H2S kawah gunung Tangkuban Parahu, masih berada di atas ambang batas normal.
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kadar gas seperti Sulfur Dioksida (SO2) dan Hidrogen Sulfide (H2S), yang keluar dari dalam kawah gunung Tangkuban Parahu, masih berada di atas ambang batas normal.
Artinya, gas tersebut masih terbilang berbahaya jika sampai terhirup oleh manusia.
"Kadar gas masih over scale atau masih di atas ambang batas. Ya, kalau terhirup bisa saja pingsan," ungkap Pejabat Pelaksana Bidang Penyelidikan dan Pengamatan Gunung Api dari Pusat Vukanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gede Suantika saat ditemui di ruangannya, Jumat (11/10/2013).
Gede menjelaskan, gunung Tangkuban Parahu bisa dikatakan kembali normal apabila gas yang keluar dari dalam kawah berada di bawah ambang batas. Untuk SO2 tidak boleh melebihi 2-4 ppm dan H2S tidak boleh melebihi 10 ppm. "Tapi CO2 (karbon dioksida) belum keluar," ujarnya.
Selain gas, lubang yang tercipta di kawah Ratu akibat letusan pertama di bulan oktober, Sabtu (5/10/2013) lalu semakin membesar. Pada letusan pertama, lubang tersebut memiliki diameter mencapai 10 meter. Setelah 10 letusan lanjutan, lubang tersebut membesar hingga diameternya mencapai 50 meter hingga saat ini.
Sementara itu, sejak tiga hari ke belakang terhitung Selasa (8/10/2013) aktivitas vulkanik gunung Tangkuban Parahu dapat dikatakan menurun. Kendati demikian, PVMBG akan segera melakukan rapat evaluasi, termasuk membahas hasil pengukuran deformasi (penggelembungan gunung) yang tengah dilakukan hingga saat ini.
Gede menambahkan, bukan tidak mungkin gunung Tangkuban Parahu diturunkan statusnya menjadi normal kembali. "Sementara ini sudah agak mereda (letusan). Kita akan lakukan evaluasi dan melihat hasil pengukuran deformasi. Bertahan di waspada atau normal, besok baru ketahuan," paparnya.