Bocah Miskin Penderita Polio Ditolak RS di Jambi
RSUD di Jambi, menolak merawat seorang bocah miskin berusia 8 tahun yang menderita polio.
TRIBUNNEWS.COM, BATANGHARI - Rumah sakit umum daerah (RSUD) Kabupaten Batanghari, Jambi, menolak merawat seorang bocah miskin berusia 8 tahun yang menderita polio.
MAISAROH tertatih-tatih membawa beban berat di pundaknya saat memasuki kantor Bupati Batanghari, Senin (21/10/2013) pukul 13.30 wib.
Ia menenteng tas punggung bewarna hitam di lengan kanan dengan berat lebih kurang 10 kilogram. Di gendongan kain depan, anaknya Siti Fatimah (8) tergantung tak berdaya.
Wanita paruh baya itu mencari ruang Kepala Bagian Kesra Setda Batanghari, untuk mendapatkan selembar rujukan Jamkesmas.
Langkah ini, ditempuh setelah ia ditolak pihak Rumah Sakit Hamba Muara Bulian, Batanghari, ketika ingin mendaftarkan buah hatinya menjadi pasien penyakit polio.
"Sejak lahir, Fatimah menderita polio. Sampai saat ini, ia baru bisa menelungkupkan badannya seperti bayi berusia enam atau tujuh bulan," tutur Maisaroh, Senin (21/10/2013).
Semula, ia membawa buah hatinya untuk melakukan pemeriksaan ke RS Hamba Muara Bulian. Tapi, pihak RS menolaknya dengan alasan kartu Jamkesmas milik Maisaroh tak lagi berlaku.
Maisaroh, baru akan mendapatkan pelayanan kesehatan kalau dirinya mampu membayar pelayanan kesehatan di luar jaminan kartu Jamkesmas itu.
"Saya sudah ke RS, tapi ditolak. Kalau mau dirawat harus bayar. Saya tidak sanggup membayar biaya perawatannya kalau tidak memakai kartu Jamkesmas," tuturnya.
Pihak rumah sakit kemudian mengarahkan Maisaroh ke Bagian Kesra Setda Batanghari untuk mendapatkan surat rekomendasi atau keterangan.
Tapi, sesampainya di bagian kesra, pegawai tidak bisa mengeluarkan surat yang disarankan oleh pihak Rumah Sakit Hamba.
Hafiluddin, staf Kesra Bidang Sosial dan Kesehatan, menjelaskan sebenarnya masa perbaikan kartu Jamkesmas telah berakhir. Sebelum masa perbaikan itu berakhir, pihaknya telah menyosialisasikannya kepada kades untuk menarik semua kartu Jamkesmas yang mati.
"Ibu datang terlambat. Sebenarnya perbaikan kartu ini sudah berakhir. Dan sebelum itu sudah disampaikan kepada kades untuk menarik semua kartu Jamkesmas yang telah mati," ujar Hafiluddin.
Walhasil, Maisaroh pasrah. "Saya sudah pasrah. Saya tidak ingin melihat Fatimah terus menderita. Saya ikhlas kalau Fatimah berpulang kepada Allah," ratapnya. (dun)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.