Satu Jemaah Haji Bojonegoro Dikarantina karena Suspect Corona
Seorang jemaah haji asal kloter 7 Bojonegoro, menjadi suspect virus Corona dan langsung menjalani karantina.
Laporan Wartawan Surya Sri Handi Lestari
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Seorang jemaah haji asal kloter 7 Bojonegoro, menjadi suspect virus Corona dan langsung menjalani karantina di RSU Dr Soetomo Surabaya.
Informasi yang berhasil dihimpun, jemaah haji atas nama Tasmi'an bin Rasiman Siru (63) ini tiba di Bandara Internasional Juanda, Rabu (23/10/2013) malam. Begitu turun dari pesawat, tubuhnya mengalami panas tinggi hingga 39 derajat celcius.
Kepala Bidang Pelayanan Medis RSU Dr Soetomo dr Joni Wahyudi, Kamis (24/10/2013), mengatakan saat datang pasien memang menunjukan gejala mirip Corona. Dia mengalami sesak nafas, demam dan panas tubuhnya tinggi. Selain itu ditemukan bercak di paru-paru pasien.
"Dia suspect karena memiliki gejala umum virus Corona. Apalagi dia baru tiba dari daerah endemik Corona," jelasnya.
Lebih lanjut, dr Joni menyebutkan pihaknya masih akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk memastikan kondisi pasien, apakah dia positif terinfeksi virus Corona atau tidak. Tim dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium berupa PCR (Polymerase Chain Reaction) dan identifikasi virus.
Untuk memastikan seseorang terinfeksi Corona memang tidak mudah. Mengingat gejala yang ditunjukkan bisa saja sama dengan flu biasa atau gangguan pernafasan akut, seperti demam dan sesak nafas.
"Makanya perlu PCR, cek darah, dan identifikasi virus untuk memastikannya. Selanjutnya dua hingga tiga hari baru kami tahu hasilnya," ujar dr Joni.
Pasien baru diperbolehkan pulang jika negatif Corona. Jika hasilnya ternyata positif, maka pasien harus menjalani perawatan lanjutan secara intensif. Saat ini, pasien dirawat di ruang isolasi khusus.
"Tidak boleh sembarangan masuk (ruang isolasi). Dokterpun wajib memakai pakaian khusus," terangnya.
Terkait kemungkinan jamaah lain yang bisa tertular, Joni menyerahkannya kepada petugas haji. Dia menerangkan, tubuh seseorang yang sedang memiliki daya tahan lemah, mudah sekali terinfeksi.
"Pasien suspect ini, mungkin saja tertular karena tubuhnya lemah dan punya riwayat penyakit tubercolosis," tandas Joni.
Kepala Dinkes Jatim Harsono mengimbau masyarakat untuk tidak panik. Pasalnya, jemaah haji asal Bojonegoro tersebut masih suspect Corona. "Masih suspect, belum tentu dia terjangkit Corona virus," ujarnya.
Harsono menilai, gejala panas bisa menunjukkan banyak kemungkinan gangguan kesehatan. Selain itu, tambahnya, jemaah tersebut bisa saja mengalami dehidrasi. Mengingat waktu tempuh perjalanan dari Arab Saudi ke Indonesia mencapai 10 jam. "Mungkin di pesawat panas dan kurang cairan," lanjutnya.
Meski demikian, diagnosis medis tetap menunggu pemeriksaan dari tim dokter. Dia berharap, jemaah asal Bojonegoro tersebut tidak terinfeksi virus Corona.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.