Mpu Daliman Puasa Sehari Sebelum Mandikan 50 Pusaka
Setiap mpu atau pembuat keris, diharuskan berpuasa terlebih dulu sebelum menjamas barang-barang pusaka.
Laporan Tribun Jateng Galih Permadi
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Daliman Puspobudoyo (50), seorang Mpu (pembuat keris) duduk bersila bersebelahan dengan Lawuwarto (60), yang ketika itu menjadi pemimpin ritual jamasan (pembersihan) 50 pusaka koleksi Museum Radyapustaka, Solo, Senin (4/11/2013).
Daliman khusyuk mendengarkan Lawu mendendangkan gending jawa, sebagai tanda dimulainya ritual jamasan. Sebanyak 50 pusaka yang kebanyakan berupa keris berusia ratusan tahun, tertata rapi dan terlepas dari sangkur dan gagangnya.
Tak jauh, sesajen mawar, beberapa jenis buah, dan makanan tersaji di atas tampah. Daliman memasukkan kemenyan ke dalam arang yang dibakar. Api membumbung dan bau kemenyan pun menyeruak ke penjuru ruangan.
Tangan Lawu menelungkup di depan dada, seakan-akan wujud penghormatan kepada puluhan pusaka sembari komat-kamit mendendangkan mantra dalam Bahasa Jawa. Daliman sesekali memberi serbuk ke atas tungku agar api tetap membara.
Sekitar 15 menit kemudian ritual doa tersebut selesai. Sebanyak 50 pusaka peninggalan Kerajaan Mataram dan Padjajaran kemudian dibersihkan menggunakan air ke seluruh bagian. Satu per satu pusaka kemudian dibersihkan menggunakan potongan jeruk nipis, abu arang jati, dan sabun.
"Jeruk nipis sifatnya asam alami untuk menghilangkan karat pada pusaka. Setelah dibersihkan kemudian direndam air kelapa selama sepuluh hari. Tiap dua hari digosok agar pusaka bersih lagi," kata Lawu.
Inti dari ritual penjamasan, kata Lawu, agar pusaka kembali suci. "Penjamasan dilakukan menjelang Satu Suro karena hari tersebut merupakan hari yang dikeramatkan. Penjamasan dilakukan agar bersih kembali, kalau dalam Islam kembali ke fitrah," ujarnya.
Daliman mengatakan, tidak semua pusaka koleksi Radyapustaka dijamas. Hanya yang dianggap kotor saja yang dijamas. "Ada sekitar 500 pusaka koleksi Radyapustaka. Tapi hanya 50 pusaka yang kami jamas karena dianggap sudah terlalu kotor," ujarnya.
Para penjamas pusaka, kata Daliman, juga menggelar ritual puasa sehari sebelum menjamas. "Pembuat pusaka juga harus puasa terlebih dahulu sebelum membuat pusaka. Kami pun demikian, harus puasa dulu sebelum menjamas agar kami bisa fokus dalam bekerja menjamas pusaka," ujarnya.
Daliman mengatakan pusaka dibuat dengan fungsinya masing-masing di antaranya untuk pertanian dan ketentraman. "Saya belum bisa mendeteksi semua fungsi pusaka tersebut. Tapi pembuatan pusaka jaman dulu tujuannya positif. Makanya perlu dilakukan penjamasan agar pusaka jauh dari sengkala, sifat-sifat jahat," ujarnya.