Tujuh Warga Bantul Isi Galon Aqua dengan Air Sumur
Tujuh orang menjadi tersangka utama pemalsuan air dalam kemasan merek Aqua, yang dilakukan di sebuah rumah.
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Tujuh orang menjadi tersangka utama pemalsuan air dalam kemasan merek Aqua, yang dilakukan di sebuah rumah di Dusun Balong, Kelurahan Potorno, Kecamatan Banguntapan, Bantul.
Pemalsuan air mineral galon bermerek Aqua yang diisi air sumur di sebuah rumah Dusun Balong itu sendiri, terungkap pada Rabu (6/11/2013) oleh jajaran Satreskrim Polres Bantul.
Tujuh orang yang sudah diamankan di Mapolres tersebut antara lain AG (35), EK (31) keduanya warga Blado Balong Lor. Kemudian SN (40) Warga Glagahsari UH Warungboto Umbulharjo Yogya, WH (44) warga Jalan Gayam, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta.
Lalu SC (24) warga Dusun Cikal, Srimulyo, Piyungan, Bantul, FG (30) warga Onggobayan DJ XI Ngestiharjo, Sewon, Bantul, dan GS (25) warga Kuton Tegaltirto, Berbah Sleman.
Mereka adalah para karyawan agen pengisian air mineral galon, yang saat penggerebekan oleh polisi, mereka sedang mengisikan air sumur ke dalam galon Aqua menggunakan pompa air.
Polisi juga mengamankan barang bukti berupa ratusan galon merek Aqua, satu solder untuk pemanas tutup galon, empat sepeda motor, satu unit mobi pic up dan satu mesin pompa.
Kapolres Bantul Ajun Komisaris Besar Surawan, Kamis (7/11/2013), mengatakan, hasil pemeriksaan penyidik diketahui pemalsuan air mineral tersebut dipicu oleh tingginya permintaan konsumen. Sementara pasokan dari agen resmi jumlahnya tidak sebanding dengan permintaan pasar.
Karena permintaan sangat banyak itu, sedangkan persediaan air mineral produk asli terbatas, AG berinisiatif memproduksi air mineral palsu yang akhirnya didistribusikan bersamaan dengan air mineral asli produksi pabrik.
"Air mineral palsu tersebut didistribusikan ke warung barsamaan dengan produksi pabrik, karena AG juga jadi agen resmi," kata Surawan.
Adapun modusnya, SN sebagai orang lapangan yang banyak mengetahui tingginya permintaan pasar, melaporkan jumlah kebutuhan itu pada AG. Sehingga berapa banyak kebutuhan galon yang diisi air sumur itu sesuai permintaan SN.
Karena untungnya berlipat, pemalsuan terus berlangsung sejak 2011 hingga sekarang. Khusus AG, ia berperan mencari segel bekas di Klaten. AG sendiri selaku pemilik rumah, perhari memeroleh pemasukan sebesar Rp 400.
"AG itu pemilik rumah, kebetulan dia juga agen resmi, sehingga praktik pemalsuan tidak terendus masyarakat. Meski sudah berlangsung lama," ujarnya.
Sementara untuk peredarannya, sejauh ini lebih banyak di daerah Bantul, Yogyakarta dan Sleman, dengan distribusi mencapai 200 galon setiap hari.