2.000 Hektar Lahan Pertanian Kulonprogo Diserang Hama Wereng
Hama wereng telah menyerang sekitar 2.000 hektar areal tanaman padi pada Musim Tanam (MT) pertama ini
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Singgih Wahyu
TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kulonprogo mendata, hama wereng telah menyerang sekitar 2.000 hektar areal tanaman padi pada Musim Tanam (MT) pertama ini. Namun begitu, luasan tanaman yang gagal panen kurang dari 3 hektar.
Kepala Dispertanhut Kulonprogo, Bambang Tri Budi Harsono, Selasa (12/11/2013) mengatakan luasan tanaman padi yang ditanam pada MT I ini ada mencapai 5.000 hektar di wilayah irigasi Kalibawang dan Sapon.
Dari jumlah itu, 2.000 hektar di antaranya terserang wereng meski mayoritas tingkat serangannya masih tergolong ringan. Tingkat serangan berat hanya melanda sekitar 4-5 hektar saja di wilayah Lendah, Galur, Panjatan, Nanggulan, dan Kalibawang.
"Letaknya tersebar di beberapa spot, tidak dalam satu wilayah. Yang puso hanya sekitar 2,9 hektar," kata Bambang.
Terkait upaya penanganan wereng dengan penyemprotan pestisida, para petani diharapkan tetap melakukan pengamatan selama sebulan setelah penyemprotan. Pasalnya, wereng memiliki siklus kehidupan selama satu bulan. Bila pertambahan populasi dari wereng yang masih tersisa ternyata mengkhawatirkan, diharapkan segera mengkomunikasikan kepada Dinas.
"Kalau memang populasi mengkhawatirkan, PPL (petugas penyuluh lapangan) akan kami mobilisir ke lapangan. Kita tetap upayakan koordinasi dan komunikasi, saya kira semua petugas selama ini juga sudah terjun ke lapangan," katanya.
Jenis obat menurutnya memang beragam, dari yang alami hingga kimia. Namun saat ini, semua upaya pengendalian hama menurut Bambang diarahkan ke cara alami sehingga obat yang digunakan minim bahan kimia.
Dukuh Maesan Wetan, Desa Wahyuharjo, Kecamatan Lendah yang juga Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Mekar, Cokro Handoyo (60) mengatakan 100 hektar tanaman padi di desa tersebut terancam gagal panen akibat serangan hama
wereng sejak dua minggu belakangan.
Upaya penyemprotan insektisida secara massal dengan obat bantuan Dispertanhut tidak cukup efektif mengatasi hama tersebut.
"Nanti kalau tidak bisa tuntas (werengnya) ya tidak panen. Ini sudah 65 persen yang terserang, kalau bisa diperbaiki kemungkinan yang bisa panen tinggal 50 persen, kalau dibiarkan ya tidak bisa panen," katanya.