Selama 10 Bulan, 666 Warga Ende Dimangsa Anjing Rabies
Sebanyak 666 orang warga Kabupaten Ende menjadi korban gigitan anjing yang diduga mengandung penyakit rabies
Editor: Budi Prasetyo
- Laporan Wartawan Pos Kupang, Pius Romualdus
TRIBUNNEWS.COM, ENDE--Sebanyak 666 orang warga Kabupaten Ende menjadi korban gigitan anjing yang diduga mengandung penyakit rabies dalam kurun waktu Januari hingga Oktober 2013. Semua warga yang menjadi korban gigitan anjing telah diberikan suntikan berupa vaksin anti rabies (VAR) oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Ende.
Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kabupaten Ende, drg. Yayik Prawitra Gati mengatakan hal itu menjawab Pos Kupang di ruang kerjanya, Selasa (19/11/2013). Dia menjelaskan, para korban gigitan anjing yang diduga mengandung penyakit rabies yang diketahui selalu diberikan suntikan VAR agar korban tidak terkena penyakit rabies.
"Para petugas kami bersiaga selama 24 jam untuk mengantisipasi kalau-kalau ada warga yang terkena gigitan anjing sehingga perlu penanganan segera,"kata Yayik.
Para korban yang menderita atau menjadi korban gigitan anjing diberikan suntikan sebanyak 4 kali sehingga benar-benar dipastikan yang bersangkutan bebas dari penyakit rabies.
Terkait dengan keberadaan stok vaksin VAR, Yayik mengatakan untuk sementara stok memang mencukupi, yakni mencapai 1.200, namun stok tersebut dapat saja berkurang sewaktu-waktu sangat tergantung dari kasus gigitan yang terjadi.
Sehubungan dengan keberadaan vaksin VAR, Yayik mengatakan, sejauh ini memang masih diberikan gratis kepada para korban. Dia berharap agar keberadaan hewan penyebar penyakit rabies hendaknya segera dikendalikan secara bersama-sama lintas sektoral juga masyarakat.
"Untuk diketahui bahwa satu ampul VAR dibeli dengan harga Rp 250 ribu sementara korban gigitan anjing harus disuntik sebanyak 4 kali. Ini berarti jika satu orang tergigit anjing maka akan menghabiskan dana sebesar Rp 1 juta. Dalam tahun 2013 ini tercatat 666 orang yang digigit maka dengan sendirinya telah menghabiskan dana sebesar Rp 666 juta,"kata Yayik.
Melihat dengan jumlah dana yang harus dikeluarkan cukup besar, Yayik berharap pengendalian penyakit rabies harus dilakukan dari dasar sehingga penyakit tersebut tidak terus menghantui masyarakat.
"Kalau ada anjing yang hendak divaksin maka masyarakat juga harus dengan kesadarannya sendiri membawa anjingnya divaksin bukan sebaliknya justru menyembunyikan anjingnya. Jangan ketika sudah menjadi korban gigitan baru terburu-buru membawa pasien untuk disuntik,"ujarnya.*