Ketua DPRD Sulsel Bantah Gubernur Pukul Karyawan Garuda
Ketua DPRD Sulsel Muhammad Roem membantah pemukulan yang dilakukan oleh Gubernur Sulsel Syahrul Yasin
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Timur, Mahyuddin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPRD Sulsel Muhammad Roem membantah pemukulan yang dilakukan oleh Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo di Bandara Sultan Hasanuddin. Menurutnya, kejadian di badara Sultan Hasanuddin tidak ada kekerasan pemukulan seperti yang diberitakan Tribunnews.com.
"Saya yang berdiri di depan pak gubernur. Tidak ada pemukulan. Kalau tunjuk-tunjuk iya, karena waktu itu saya marah," kata Roem, Jumat (22/11/2013) kepada Tribun Timur (Tribunnews.com Network) saat bersama gubernur Sulsel di Warung Kopi Phoenam Jakarta.
Ia menjelaskan, pesawat Garuda yang mestinya berangkat 16.05 Wita malah baru tiba di badanra pukul 16.20 Wita dan dipanggil naik ke pesawat pukul 17.00 Wita, sehingga pesawat itu sudah telat selama sejam.
Namun, setelah penumpang telah mengisi semua kursi di pesawat, pesawat ternyata belum juga berangkat dengan alasan menunggu sejumlah penumpang pesawat asal Sorong yang juga hendak ke Jakarta dengan pesawat yang ditumpangi rombongan Syahrul. Ironisnya, pesawat itu belum tiba di bandara dan diperkirakan akan tiba beberapa jam kemudian.
"Kita ini sudah delay selama sejam, masih disuruh tunggu dua sampai tiga penumpang dari Sorong yang pesawatnya belum tiba di Makassar. Artinya keberangkatan kami akan ditunda lagi dong," kata Roem.
Ia memaparkan, kala itu, ia sudah tiga kali berdiri menegur petugas senior darat Bandara Hasanuddin dan mempertanyakan keberangkatan. Namun tak satupun tindakannya yang menyentuh petugas bandara. Menurut Roem, posisinya berdiri dengan petugas tidak dijangkau oleh tangannya. Petugas itu berdiri di tangga sementara ia berdiri di depan pintu masuk pesawat.
"Saya berdiri beri tahu pimpinan darat. Kenapa kau korbankan kami untuk melindungi beberapa orang. Itupun saya berdiri karena penumpang lain juga sudah ngomel di atas pesawat. Makanya kalau saya marah tangan saya masukkan ke dalam saku celana untuk menghindari hal seperti itu," jelas Roem.
Roem menyebutkan, saat ia berdiri untuk ketiga kalinya, Syahrul pun ikut menyusul dan berdiri di belakangnya. Ia menuturkan, pesawat akhirnya diberangkatkan pada pukul 18.30 Wita. Kasus seperti ini sudah beberapa kali dialami Roem. Roem juga pernah marah lantaran tempat duduknya di pesawat diberikan pada orang lain. (yud)