Kapolrestabes Surabaya: Tidak Ada Anggota PSHT yang Disekap
Polrestabes Surabaya menegaskan, tidak ada dua anggota PSHT Teratai yang disandera oleh warga Branjangan.
Laporan Wartawan Surya Haorrahman
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Polrestabes Surabaya menegaskan, tidak ada dua anggota PSHT Teratai yang disandera oleh warga Branjangan.
Penegasan tersebut, menyusul adanya klaim dari perguruan silat tersebut yang menyebut bentrokan dengan warga terjadi lantaran dua anggotanya disandera.
"Tidak benar ada penyekapan, yang benar adalah, kedua orang itu diamankan ke Polsek Benowo," kata Setija, Selasa (26/11/2013) sore.
Menurut Setija, ketika terjadi keributan polisi langsung datang ke lokasi kejadian dan mengamankan dua orang tersebut ke Polsek Benowo.
Menurut mantan Kapolres Sidoarjo itu, bentrokan itu terjadi karena kesalahpahaman antara kedua belah pihak.
Saat ini, polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap anggota PSHT Teratai dan warga di kawasan Jembatan Branjangan, Selasa (26/11/2013).
Terdapat 27 warga PSHT dan 10 warga Branjangan yang dilakukan pemeriksaan.
"Total 37 orang yang kami lakukan pemeriksaan terhadap kedua belah pihak," kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Setija Junianta kepada SURYA Online, Selasa (26/11/2013).
Sebelumnya diberitakan, perguruan silat Setia Hati Teratai membantah, anggotanya membuat kegaduhan sehingga menimbulkan bentrokan dengan warga di Jembatan Branjangan, Selasa (26/11/2013).
Menurut versi dari SH Teratai, kerusuhan itu terjadi karena terdapat dua anggotanya yang disandera oleh warga.
Menurut Rosadi, Sekretaris II PSHT Cabang Surabaya, tindakan ini merupakan reaksi dari aksi yang dilakukan oleh warga.
"Saat itu, terdapat dua anggota yang disandera oleh warga, bahkan mereka hendak dibakar, dibuktikan di situ ada bensin dan soda api," kata Rosadi.
Rosadi mengatakan, saat disandera, warga meminta agar teman-teman dari PSHT datang ke tempat itu.
Sehingga anggota PSHT pun kembali datang ke lokasi untuk menyelamatkan dua anggotanya yang disandera itu.
"Anggota kami ada yang disandera dan mereka mengalami luka-luka karena dianiaya warga," kata Rosadi. Bahkan satu anggota PSHT lainnya, Arif, yang juga menjadi korban. "