Indikasi Permainan Seleksi KPU Jadi Candaan
Wan Yusni memastikan permainan dalam perekrutan oleh tim seleksi pada10 calon anggota KPU hanya sebuah isu belaka.
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM , MEMPAWAH - Komisioner KPU Kabupaten Pontianak sekaligus 10 besar calon anggota KPU Kabupaten Pontianak, Wan Yusni memastikan permainan dalam perekrutan oleh tim seleksi pada10 calon anggota KPU hanya sebuah isu belaka.
"Dalam hal itu kan disebutkan ada keterlibatan sekertaris. Perlu saya tegaskan sekertaris dimaksud itu sekertaris KPU. Memang saya pernah ditawarkan, untuk kelolosan saya menjadi 10 sebesar diharuskan membayar sejumlah uang. Namun itu hanya obrolan belaka yang motifnya hanya candaan. Praktek permainan tidak pernah ada dan semua isu yang berkembang , itu cuma isu," ujarnya kepada Tribunpontianak.co.id, Kamis (28/11/2013).
Menurutnya, semua isu tentang adanya permainan membayar sejumlah uang, berawal dari adanya anggapan bahwa dirinya sebagai anggota KPU tidak mempunyai kompetensi sama sekali. Sehingga sekertaris KPU sempat menelponnya dengan tawaran, jika ingin lulus masuk 10 besar dan lolos pada 5 besar menjadi anggota KPU itu harus membayar Rp 50 juta.
"Saya memang sempat emosi pada waktu itu, terlepas itu candaan atau apapun. Namun, yang jelas itu hanya sebuah omongan belaka. Motifnya hanya bergurau yang mungkin keceplosan saja," ungkapnya.
Semua proses pelaksanaan seleksi diikutinya sesuai peraturan. Tidak perlakuan istimewa yang diberlakukan oleh tim seleksi. Sekalipun saat ini, dirinya masih sebagai anggota komisioner dan masuk 10 besar sebagai calon anggota KPU Kabupaten Pontianak, tiket lolos belum didapatkannya.