Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keluarga TKI Terancam Digantung Ngadu ke Dewan

Keberangkatan Iwel dan Riko mengadu nasib ke Negeri Jiran Malaysia, ternyata tidak hanya tergiur untuk mengumpulkan ringgit

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Keluarga TKI Terancam Digantung Ngadu ke Dewan
Tribun Jambi
Orangtua dan keluarga dua pemuda asal Desa Sungai Betung, Kecamatan Gunung Kerinci, Kabupaten Kerinci, bernama Iwel dan Riko yang terancam hukuman gantung di Negeri Jiran, Malaysia. 

TRIBUNNEWS.COM, KERINCI - Dua pemuda yang berasal dari Desa Sungai Betung, Kecamatan Gunung Kerinci, Kabupaten Kerinci, bernama Iwel dan Riko, terancam hukuman gantung di Negeri Jiran, Malaysia.

Informasi yang didapat, selain didakwa atas kasus pemalsuan dokumen, kedua pemuda yang bekerja sebagai petugas keamanan (satpam) di Masjid Al-azim, Jalan Pandan Indah, Kuala Lumpur, juga didakwa atas kasus pembunuhan pada 3 Desember lalu dengan ancaman hukuman gantung.

Ibunda Riko, Lasmiar, tidak henti-hentinya menangis memikirkan nasib anaknya di Malaysia. "Saya tidak tahu lagi ke mana bisa mengadu. Saya yakin anak saya tidak bersalah, apalagi sampai menghilangkan nyawa orang," katanya.

Menurut Lasmiar, anaknya juga tidak pernah ribut atau berkelahi saat tinggal di desa.

"Dia ke Malaysia karena diajak temannya. Itu juga lantaran karena faktor ekonomi," katanya kepada Tribun Jambi (Tribunnews.com Network), Jumat (3/1/2014).

Keberangkatan Iwel dan Riko mengadu nasib ke Negeri Jiran Malaysia, ternyata tidak hanya tergiur untuk mengumpulkan ringgit semata. Namun ada tujuan mulia yang ingin didapatkan kedua remaja tersebut.

Setelah menamatkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dua tahun lalu, Riko dan Iwel sebenarnya berkeinginan untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).

Berita Rekomendasi

Namun sayang, karena faktor ekonomi kedua orangtuanya yang tidak mampu membiayai sekolah mereka, cita-cita kedua pemuda yang berasal dari Kecamatan Gunung Kerinci ini harus kandas di tengah jalan.

Semangat mereka tidak pupus begitu saja. Dengan bekal uang pinjaman dari warga di desanya, Riko dan Iwel pun berangkat ke Malaysia. Tujuannya, jika pulang nanti bisa melanjutkan sekolah mereka yang terhenti.

Takdir rupanya berkehendak lain. Belum genap satu tahun bekerja di Malaysia sebagai petugas keamanan di sebuah masjid, mereka malah ditangkap oleh Polisi Diraja Malaysia. Mereka didakwa membunuh pria yang tepergok maling kotak amal masjid. Kini Riko dan Iwel terancam hukuman gantung.

Cobaan yang ditimpakan kepada kedua TKI asal Kerinci ini tidak hanya sampai disitu saja. Mereka juga divonis 12 bulan penjara ditambah hukuman cambuk, karena melanggar undang-undang imigrasi, akibat memalsukan dokumen pasport.

"Uang pinjaman saat dia berangkat dulu juga belum lunas, namun sekarang malah sudah ditangkap dan diancam hukuman gantung," kata Lasmiar, ibunda Riko ditemui sejumlah wartawan, seusai mengadukan nasib anak mereka ke DPRD Kerinci.

Dia menyebutkan, anaknya Riko punya keinginan yang kuat untuk melanjutkan sekolah. Namun dia tidak mampu memenuhi keinginan anaknya itu, karena perekonomian keluarga mereka sedang sulit.

"Makanya dia ke Malaysia ingin mencari uang. Jika pulang nanti bisa sekolah lagi. untuk berangkat uangnya juga dipinjam dari tetangga, dan sampai sekarang uang itu juga belum lunas," jelasnya.

Kisah yang yang sama juga diungkapkan orangtua Iwel, Bimardin. Anaknya yang hanya menamatkan SMP juga ingin melanjutkan sekolahnya lagi.

"Sekarang kami hanya bisa berdoa, semoga pemerintah bisa membantu meringankan kasus yang sedang dialami anak kami di Malaysia," katanya.

Bimardin dan Lasmiar yang didampingi oleh kepala desa setempat, mengharapkan wakil mereka di DPRD Kerinci, bisa ikut menyuarakan isi hati mereka hingga ke pusat. Dengan demikian diharapkan adanya bantuan hukum untuk putra mereka di Malaysia.

Kepala Desa Sungai Betung Hilir, Aswir, mengaku kebingungan untuk mencari cara membantu kedua warga mereka tersebut dari ancaman hukuman gantung.

"Kami kebingungan mau minta tolong kepada siapa. Apalagi Malaysia sangat jauh," ujarnya. (edi januar)

Sumber: Tribun Jambi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas