Warga Landak Lebih Pilih Gas Petronas daripada Pertamina
Gas elpiji asal Malaysia, lebih di minati ketimbang gas elpiji produksi PT Pertamina di Kabupaten Landak.
Laporan Wartawan Tribun Pontianak Hadi Sudirmansyah
TRIBUNNEWS.COM, LANDAK - Sejumlah pemilik toko di pasar Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, mengatakan gas elpiji asal Malaysia, lebih di minati ketimbang gas elpiji produksi PT Pertamina.
Pasalnya, gas dalam tabung buatan negeri jiran itu lebih banyak dan mudah digunakan.
Itu seperti dikatakan Abbas, pemilik pangkalan gas yang berada di kawasan Pulau Bendu Ngabang.
Ia mengatakan, meski gas petronas lebih mahal, mudah di pasang dengan regulator merk apa pun. Namun, kalau gas elpiji terkadang susah di pasang karena bermasalah dikendala regulator.
"Kalau stok gas malaysia ada, pasti laku di beli masyarakat. Kalau gas elpiji timbangan kurang, tapi kalau malaysia pas," katanya, Kamis (9/1/2014) pagi.
Ia juga mengakui, pasokan gas Petronas ini melalui Bengkayang, untuk saat ini harga Gas Petronas ukuran 14 Kg Rp 185 untuk harga jual ke masyarakat.
"Kalau gas elpiji untuk saat ini harga tabung 3 Kg Rp 20ribu dan 12 Kg Rp 155 ribu. Tapi saya dapat informasi dari yang antar gas elpiji ke saya, harga akan turun pada minggu depan" ungkapnya.
Sementara Uwe, pemilik Toko Mitra Nu'Diri di Pulau Bendu Ngabang, menuturkan gas elpiji 12 kg kurang laku.
Menurutnya, konsumen lebih banyak meminati gas petronas 14 kg meskipun terdapat selisih harga lebih mahal.
"Kalau gas, yang elpiji 3 kg saya jual Rp 22 ribu. Sedangkan gas 12 kg saya jual Rp 160 ribu dan kurang laku. Orang lebih banyak cari gas Malaysia walaupun harganya Rp 180 ribu," ungkapnya singkat.