Hujan Seharian Juga Rendam Ribuan Rumah di Pekanbaru
Hujan mengguyur Kota Pekanbaru hampir satu harian, Minggu (12/1/2014) kemarin, merendam sejumlah rumah
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Hujan mengguyur Kota Pekanbaru hampir satu harian, Minggu (12/1/2014) kemarin, merendam sejumlah rumah. Yang terparah air merendam ribuan rumah di Perumahan Sidomulyo, Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan Damai.
Setidaknya dari lima RW yang ada di perumahan tersebut, dua RW yakni RW 11 dan RW 18 terendam banjir. Data yang diperoleh Tribun, dari dua RW tersebut, rumah penduduk yang terendam sekitar 1500 rumah. Hal itu diakui Ketua RW 18 Kelurahan Maharatu, Edi Syam.
Disebutkannya, untuk RW-nya saja jumlah rumah sekitar 700 unit yang terendam banjir. Hingga pukul 15.00 WIB kemarin, air masih sepinggang orang dewasa. Beberapa jam kemudian sudah berangsur surut, namun masih di atas lutut orang dewasa.
"Biasanya hujan seharian, air tergenang dan masuk rumah kami. Tapi satu jam kemudian surut. Tapi kali ini tidak. Justru airnya berputar di situ-situ saja," ungkap Edi Syam kepada Tribun.
Menurutnya, penyebab air merendam perumahan tersebut, sejak dibangunnya box culvert di Jalan Kartama. Jadi, tumpahan air dari Jalan Kartama meluas di Perumahan Sidomulyo.
"Pemerintah membangun box culvert tak memikirkan dampaknya. Sekarang kami yang kewalahan. Kami minta pemerintah harus mencarikan solusi secepatnya," harap Edi Syam. Solusi yang ditawarkan pihak RW, termasuk beberapa RT yang ada di perumahan tersebut, dengan membelah Jalan Soekarno-Hatta Ujung, selanjutnya membangun jembatan.
Solusi ini juga dibenarkan Ketua RW 11, Arjoni. Menurutnya, dengan membelah Jalan Soekarno Hatta, air yang tumpah di perumahan Sidomulyo bisa mengalir ke seberang Jalan Soekarno Hatta, sehingga air bisa masuk ke Sei Kampar.
"Kalau hanya membuat box culvert, kita pastikan tidak tertampung. Apalagi hanya membuat polongon. Berapa pun polongan atau box culvert, tidak akan mengatasi masalah," tuturnya seraya mengaku, di RW-nya jumlah rumah yang terendam sekitar 700 unit.
Saat ini, tambah Arjoni, warga yang terendam banjir masih bertahan di rumahnya. Mereka hanya menyelamatkan barang-barang yang bisa diselamatkan. Ditambahkannya, banjir separah ini sudah dua kali terjadi. Namun yang paling parah pada Desember 2013 lalu, saat hujan menguyur Kota Pekanbaru hampir setiap hari.
"Biasanya tidak separah ini. Memang dua kali ini termasuk parah. Tapi itu tadi, air tak surut hingga sekarang," paparnya. Terendamnya ribuan rumah di Perum Sidomulyo tersebut, mengundang perhatian kalangan dewan.
Beberapa anggota dewan, baik dari DPRD Provinsi Riau maupun DPRD Kota Pekanbaru. Di antaranya Gumpita (DPRD Riau), Desmianto (Ketua DPRD Pekanbaru), Syamsul Bahri S Sos (DPRD) Pekanbaru), Zulkarnain MSi.
Jalan Soekarno Hatta merupakan tanggung jawab Dinas PU Riau. Meski begitu, karena kondisi banjir sudah parah, kalangan dewan meminta dan mendesak pemerintah agar melakukan tindakan. Sekretaris Komisi II DPRD Pekanbaru Syamsul Bahri S Sos meminta, agar dinas terkait segera mengatasinya.
Meski Jalan Soekarno Hatta merupakan tanggung jawab Dinas PU Riau, namun Syamsul Bahri tetap menginginkan adanya koordinasi PU Pekanbaru dengan PU Riau. "Kondisi ini sudah sangat parah. Artinya, dinas terkait jangan hanya ngomong saja. Lakukan perbaikan drainase-drainase yang tersumbat. Jika perlu bangun drainase atau polongan sementara, jelang adanya pembangunan jangka panjang menggunakan APBD 2014 (sekarang belum ketuk palu," harapnya.
Disinggung mengenai adanya permintaan masyarakat untuk membelah jalan dan membangun jembatan, politisi Demokrat ini mengatakan, hal itu masuk dalam PR pemerintah ke depannya.