Korban Penganiayaan Gubernur Kalbar Kembali Diancam
Korban penganiayaan Gubernur Kalbar Cornelis, Yustinus Jhony Tampubolon alias Joni Jinku kembali angkat bicara.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Korban penganiayaan oleh Gubernur Kalbar Cornelis, Yustinus Jhony Tampubolon alias Joni Jinku kembali angkat bicara. Setelah sempat menghilang dari pemberitaan media, dalam kasus yang sama Jinku mengaku kerap mendapatkan ancaman.
Menurutnya, ancaman terakhir dikatakannya berasal dari Sansi cs yang dikirim lewat pesan singkat.
"Pada Senin (6/1) lalu saya mau berangkat ke Jakarta tiket sudah saya beli. Namun di bandara saya dicegat oleh kelompok yang mengatasnama loyalis Cornelis. Ada 13 orang mereka dari kelompok preman. Kemudian dapat SMS dari Sansi, saya tidak kenal siapa. Dapatnya hari Selasa (7/1)," katanya dalam keterangan pers yang diterima, Selasa (14/1/2014).
Jinku mengatakan pesan ancamannya adalah bahwa dia akan dibunuh oleh pengikut setia Cornelis.
"Kemarin kau bisa lolos dari kami, tetapi kami tetap tidak akan pernah membiarkan hidup bebas di bumi dayak bagai mana pun caranya untuk membunuh kamu. Perlu kau ketahui kami belum puas jika belum bisa minum darah dari kau ingat itu. Dari Sansi cs," tulis sms dari nomor 0823XXXXX012.
Jinku mengatakan bahwa dirinya sudah siap menyambut jalan damai yang disampaikan pihak Gubernur. Namun ternyata sampai saat ini dirinya yang teraniaya malah tidak bisa hidup bebas sebagai warga negara.
"Saya sebelumnya mau ke Jakarta untuk membuka perdamaian, tapi ternyata gak ada," kata Jinku.
Untuk mengingatkan kembali inilah kronologis kejadian seperti yang diceritakan korban, pada Kamis (26/9) pukul 16.10 WIB rombongan Gubernur Kalbar setelah melantik Sekda Kabupaten Sanggau hendak menuju arah Sosok. Di pertengahan perjalanan yakni melewati pasar Parindu Bodok Sanggau, saya menunjuk Mobil Gubernur yang lewat sambil berkata, "Itu mobil Gubernur".
"Karena merasa ditunjuk, akhirnya 2 orang ajudan kemudian berhenti dan menghampiri saya sambil berkata, 'mau apa kau? Kenapa kau tadi teriak?' Saya membantah bahwa tidak meneriaki mobil Gubernur. Saya hanya menunjuk karena sebelumnya teman saya bertanya mana mobil Gubernur," katanya.
Karena terjadi percekcokan antara saya dan 2 ajudan, akhirnya ajudan yang lain pun juga ikut turun. Karena ramai yang turun mobil Gubernur juga berhenti dan ikut menghampiri. Sehingga terjadilah insiden pelecehan dan kekerasan yang dilakukan Cornelis terhadap saya.
Selain dilecehkan Gubernur di tempat keramaian, saya sempat dipukuli dan ditempelengi di bagian kepala oleh ajudan. Bahkan dagu saya juga sempat di dorong oleh salah seorang anggota pasukan .
Namun atas kejadian ini Gubernur Kalimantan Barat Cornelis,telah membantah menodongkan pistol kepada seorang warga saat di Pasar Bodok, Kabupaten Sanggau, Kamis (26/9) sore.
"Kejadian seperti yang disampaikan di berbagai media online, tidaklah benar jadi perlu diluruskan," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Kalbar Numsuan Madsun di Pontianak, Jumat (27/9).