Puluhan Mahasiswa Akper Sintang Diduga Dianiaya Senior
Sebanyak 33 mahasiswa Akademi Perawat (Akper) Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat di Sintang, diduga dianiaya seniornya
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SINTANG - Kasus Kekerasan kembali menciderai dunia pendidikan. Sebanyak 33 mahasiswa Akademi Perawat (Akper) Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat di Sintang, diduga dianiaya seniornya. Akibatnya seorang diantaranya mengalami pendarahan dari telinga.
Wanhabib, satu diantara mahasiswa yang mengalami pendarahan di bagian telinga akibat dianiaya (ditampar) oleh seniornya Minggu (26/1/2014) lalu di halaman depan asrama Putra Akper Sintang menjelang apel sore.
Satu diantara korban penganiayaan yang enggan disebutkan namanya menjelaskan, sebelum terjadi penamparan, seorang senior yang pada saat itu masih tugas peraktek diluar kampus datang ke asrama. Saat berada di asrama tanpa menyampaikan alasan yang masuk akal langsung mengumpulkan para juniornya.
"Kami tidak tahu apa masalahnya, yang jelas dia marah-marah karena dia bilang toilet kotor dan dia bilang dalam asrama tidak boleh pakai jins, dan pada saat itu juga langsung menampar kami semua, setelah menampar langsung disuruh bubar," ungkap korban, Jumat (31/1/20014).
Terungkapnya kasus penamparan massal tersebut ketika pembina asrama melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Asrama Putra Jumat (31/1/2014) yang berujung seorang mahasiswa bernama Risdo kabur dari asrama karena trauma melihat temannya ditampar.
Risdo yang merasa takut dan langsung kabur dari asrama kembali kerumah orang tuannya.
"Kaburnya anak saya dari asrama Akper karena dia mengaku trauma dengan tamparan yang dilakukan seniornya, saat melihat penamparan kepada temannya yang terjadi pada Sidak tengah malam," ungkap ayah korban, Risni.
Atas peristiwa tersebut, keluarga korban tak terima dan pada malam itu juga langsung mendatangi Kampus Akper Sintang, untuk memastikan kebenaran yang terjadi sesuai dengan yang disampaikan oleh anaknya.
"Karena dasar informasi yang disampaikan anak saya itu lah maka kami ramai-ramai datang kesini, untuk memperjelasnya. Dan ternyata benar oleh sebab itu kita minta penjelasan dari pihak lembaga," ujar Risni.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.