Diskusi Buku Tan Malaka di Kediri tak Ada Masalah
Acara bedah buku Tan Malaka yang berlangsung di kampus Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri, Jawa Timur, berlangsung meriah, Sabtu (8/2/2014
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Kediri - Acara bedah buku Tan Malaka yang berlangsung di kampus Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri, Jawa Timur, berlangsung meriah, Sabtu (8/2/2014). Lebih dari 100 mahasiswa mengikuti acara yang menghadirkan Harry A Poeze, penulis buku "Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia" tersebut.
Para mahasiswa itu dengan antusias mengikuti jalannya diskusi hingga usai. Bahkan buku Tan Malaka karya Harry A Poeze itu laris diborong para mahasiswa. Di akhir diskusi, mereka mengantre untuk mendapatkan tanda tangan sang penulis.
Pada kesempatan itu Harry mengaku terkejut karena acaranya di Surabaya dibubarkan. "Ada tentara dan polisi yang memberitahu supaya diskusi dibatalkan karena akan didemo massa FPI (Front Pembela Islam)," kata Harry.
Harry menjelaskan bahwa diskusi buku "Tan Malaka: Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia" itu merupakan pertemuan ilmiah. "Orang FPI berpendapat Tan Malaka sebagai orang komunis," jelasnya.
Harry mengakui, sosok Tan Malaka memang masih mengundang kontroversi, termasuk kematiannya yang dieksekusi di depan regu tembak.
Namun Harry meyakini bahwa makam Tan Malaka berlokasi di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, sebagaimana hasil riset penelitiannya selama ini. Harry juga yakin hasil penelitian tim forensik kerangka yang digali dari kuburan di Desa Selopanggung adalah Tan Malaka.
"Kami yakin makan Tan Malaka dimakamkan di Desa Selopanggung. Karena lengannya ditemukan di belakang tubuhnya," ungkap Harry.
Kondisi itu sangat cocok karena Tan Malaka dihabisi di depan regu tembak yang dipimpin Letnan Soekotjo. "Lengan ada di belakang tubuh karena ditembak mati regu eksekutor. Dari penelitian forensik antropologi kami tak sangsi lagi dengan identitas jenazah yang ada adalah Tan Malaka," tambahnya.
Sampai sekarang hasil uji forensik dan tes DNA dari sampel sisa kerangka yang diduga Tan Malaka masih belum keluar. "Kami tidak tahu apa kendalanya sehingga penelitian yang telah berlangsung 2009 atau sudah 4 tahun sampai sekarang belum diketahui hasilnya," ungkap Harry.
Sementara saat dialog dalam diskusi juga terungkap versi Tan Malaka ditembak di pinggir Sungai Brantas di wilayah Mojo. Setelah diekselusi mayatnya kemudian diceburkan Sungai Brantas.
Terhadap dugaan ini Harry Poeze tidak yakin. Menurut hasil risetnya Tan Malaka tidak pernah dibawa ke Sungai Brantas tapi ditahan di Desa Selopanggung oleh pasukan pimpinan Letkol Soerachmad.
Setelah menggelar acara diskusi dan bedah buku di Kota Kediri, Harry A Poeze juga menghadiri acara serupa di Kota Jember dan Malang pekan depan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.