Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Percaya Tidak? Gadis-gadis di Desa Ini Hanya Bisa Menikah dengan 'Pilot'

Tidak ada pilihan lain. Cewek-cewek di desa ini hanya bisa menikah dengan 'pilot.' Inilah kisahnya.

Penulis: Agung Budi Santoso
zoom-in Percaya Tidak? Gadis-gadis di Desa Ini Hanya Bisa Menikah dengan 'Pilot'
Tribunnews.com/ Agung Budi Santoso
Suasana di sebuah sudut Desa Tamangapa, Kecamatan Ma rang, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Kamis (6/2/2014). 

Mereka tidak biasa berbicara dengan tegas dan lugas. Cewek-cewek tidak mampu beretorika dengan baik untuk menolak perjodohan yang dikehendaki orangtuanya. Semua karena faktor rendahnya pendidikan.

Untuk meningkatkan pendidikan mereka, termasuk kemampuan beretorika dengan baik, Oxfam menggelar program Restoring Coastal Livelihood (RCL), alias program Restorasi Penghidupan Masyarakat Pesisir.

Salah satunya adalah dengan adanya 'Sekolah Lapang.' Dengan sekolah lapang, para wanita dibekali training singkat berbicara, beretorika, dalam susunan kalimat yang baik dan mudah dimengerti.

"Kalau mereka pintar beretorika dengan baik, mereka akan terlatih menentukan nasib sendiri. Tidak lagi cuma pasrah, nasibnya ditentukan orang lain," ujar Boedi Sardjana Julianto, Project Manager RCL untuk kawasan ini kepada Tribunnews.com.

Kaum wanita ini desa ini juga didongkrak posisi tawarnya terhadap para suami dengan dibekali kemampuan produktif. Mereka diajari membuat aneka cemilan berbahan rumput laut (bahan baku yang amat mudah ditemukan di desa ini karena posisinya di pesisir laut).

Mereka juga diajari bertanam secara organik. Hasilnya dijual, di samping untuk konsumsi sendiri. Tujuannya, kalau mereka bisa cari duit sendiri, tak selalu 'nodong' untuk segala urusan pengeluaran pada suami, maka posisi tawar bisa naik.

"Intinya membuat ibu-ibu lebih pintar dan mandiri," ujar Soni Kusnito, staf lapangan dari Oxfam yang ikut memberikan pendampingan pada ibu-ibu dalam menjalani training di Sekolah Lapang.

Berita Rekomendasi

Hasilnya, desa ini kini jadi salah satu pusat industri rumahan (home industry) untuk produksi cemilan berbahan rumput laut. Produk andalannya adalah Snack Kacang Rumput Laut yang dijual hingga Papua, Banjarmasin, sebagian kota di Sumatera dan tentu di Sulawesi dan Jawa.

Inspiratif!

Agung Budi Santoso

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas