Ayah Menangis Minta Maaf ke Anaknya karena Bunuh Sang Ibu
Cucuran air mata mewarnai rekonstruksi pembunuhan terhadap Yunita (35), yang dilakukan suaminya sendiri.
TRIBUNNEWS.COM, KOBA - Cucuran air mata mewarnai rekonstruksi pembunuhan terhadap Yunita (35), warga Berok Ulu Kelurahan Sungaiselan, yang dilakukan suaminya sendiri, Guntur (37) di halaman Mapolres Bangka Tengah, Selasa (11/2/2014).
Guntur menangis tersedu-sedu ketika memeluk kedua anaknya, Abdur Rohim (9) dan Rendi (13), seusai memeragakan 18 adegan dalam rekonstruksi pembunuhan yang dilakukannya.
Pelaku yang juga ayah kandung kedua anak tersebut, hanya terdengar lirih meminta maaf atas perbuatannya.
"Maafkan ayah, nak," ucapnya, sambil memeluk kedua anaknya.
Rekonstruksi dipimpin Kasat Reskrim Polres Bateng Ajun Komisaris Sopian dan disaksikan pihak Kejari Koba.
Dalam reka ulang sekitar 45 menit tersebut, Polres Bateng melibatkan Abdur Rohim sebagai saksi kunci. Selain itu, Rendi, kakak kandung Rohim juga dihadirkan sebagai saksi.
Sedangkan korban Yunita, diperankan oleh seorang wanita sebagai peran pengganti.
Sepeda motor Jupiter MX warna biru silver dengan nomor polisi BN 5744 CS yang sempat digunakan pelaku untuk mencari pria yang diduga idaman lain istrinya saat kejadian, juga digunakan dalam rekonstruksi.
Dalam rekonstruksi, terungkap peristiwa berdarah itu terjadi di gang tepat di depan kediaman warga setempat, sekitar 20 meter dari rumah pelaku dan korban.
Awalnya, terjadi cekcok mulut antara pelaku dan korban. Pada saat kali pertama ditikam, posisi korban dalam keadaan berdiri dan korban ditikam di bagian bawah perut disaksikan anaknya, Rohim yang berada di belakang korban.
Kemudian tusukan kedua dilakukan di dada sebelah kiri, tetapi meleset. Akibat dua tusukan itu, korban pun jatuh tersungkur hingga terbaring di hadapan pelaku dan anaknya.
Dalam keadaan terbaring, korban kembali ditikam pelaku sebanyak dua kali hingga pisau yang digunakan menempel di perut korban.
Dalam keadaan korban terluka parah, pelaku langsung bergegas pergi mengendarai sepeda motor. Tak lama setelah ayahnya kabur, Rendi, anak korban dan pelaku, menangis di hadapan jasad ibunya dalam posisi jongkok.
Kasat Reskrim Polres Bateng Ajun Komisaris Sopian mengatakan, dalam rekonstruksi tidak ditemukan hal-hal baru. Semua sesuai dengan pengakuan tersangka dan kesaksian anak korban.
"Ada empat orang saksi yang turut serta dalam rekonstruksi ini, yakni kedua anak korban dan pelaku, paman korban dan seorang warga," jelas Sopian. (zky)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.