Andrik Tewas saat Truknya Masuk Jurang karena Terpeleset Abu Kelud
Abu vulkanik Gunung Kelud yang memenuhi hampir seluruh wilayah jalan di Kabupaten Magetan, akhirnya memakan korban jiwa.
Laporan Wartawan Surya Doni Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, MAGETAN - Abu vulkanik Gunung Kelud yang memenuhi hampir seluruh wilayah jalan di Kabupaten Magetan, akhirnya memakan korban jiwa.
Truk tangki bermuatan pupuk organik, terjun ke jurang sedalam 15 meter lantaran tak bisa dikendalikan oleh sopirnya, Sudarno, saat melewati abu vulkanik yang menyelimuti jalan tanjakan Taman Arum, Kecamatan Parang, Magetan, Minggu (16/2/2014).
Truk tersebut, berisi tiga orang penumpang, yakni Andrik warga Desa Mojopurno, Kecamatan Ngariboyo, Kabupaten Magetan; Tumirin dan Sudarno yang merupakan warga Desa/ Kecamatan Bendo.
Akibat peristiwa itu, Andrik tewas ditempat. Sementara Sudarno dan Tumirin terluka dan dilarikan ke puskesmas setempat.
Joko Suprayitmo, saksi mata, menjelaskan truk yang dikendarai Sudarno itu awalnya tanpa kesulitan menapaki tanjakan Taman Arum.
Namun, begitu jalan menurun, truk tangki pupuk itu tak bisa dikendalikan.
"Terdengar suara gemericit rem yang diinjak si sopir. Tapi, tak lama kemudian terdengar benda jatuh yang suaranya keras sekali," kata Joko Suprayitmo.
Karuan, lanjut Joko, warga yang berdekatan dengan lokasi kejadian mendatangi asal suara itu dan melihat ada sebuah truk tangki sudah tergeletak dan mengeluarkan asap putih.
"Warga langsung melihat di bagian kemudi, dan melihat mereka mengerang kesakitan. Ketiganya rata-rata kejepit bodi kendaraan," jelasnya.
Dari ketiga penumpang, kata Joko, dua orang masih bisa diajak berbicara sesaat setelah kejadian tersebut.
Seorang yang diketahui bernama Andrik, sudah meninggal ditempat karena terhimpit bodi truk.
"Kata sopirnya, dia sudah berusaha mengerem. Tapi truk tetap melaju tanpa kendali dan tahu-tahu masuk jurang,"ujar Joko menirukan Sudarno sopir naas itu.
Truk yang dikemudikan Sudarno, tak hanya terjun ke jurang tapi juga melompati jalan desa yang terletak di bawah jurang itu.
"Untung jatuhnya truk tidak ditengah-tengah jalan desa. Kalau sampai jatuhnya tepat di tengah jalan desa, korban pasti bertambah karena saat itu banyak orang lewat," kata pria bertubuh kerempeng ini.
Menurut Joko, dua orang yang menderita luka ringan Sudarno dan Tumirin dibawa ke Puskesmas Ngariboyo, sedang Andrik yang meninggal dilakukan otopsi di RSUD dr Sayidiman Magetan.
"Kalau Sudarno sopirnya hanya patah tulang tangan sebelah kanan sedang Tumirin hanya luka lecet ditangan dan kaki," tandasnya.