Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Status Gunung Kelud Bakal Dievaluasi PVMBG Rabu

Status Gunung Kelud, bakal dievaluasi oleh tim Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Rabu (19/2/2014)

zoom-in Status Gunung Kelud Bakal Dievaluasi PVMBG Rabu
Surya/AHMAD ZAIMUL HAQ
Warga dan tim SAR mengabadikan abu vulkanik yang membubung tinggi keluar dari Gunung Kelud yang terlihat dari jarak lima kilometer di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jumat (14/2/2014). Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Kelud yang meletus pada Kamis (13/2/2014) pukul 22.50 WIB bersamaan keluarnya tremor tersebut, mengalami 442 kali gempa vulkanik dangkal (VB). SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

Laporan Wartawan Surya Didik Mashudi

TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Status Gunung Kelud bakal dievaluasi oleh tim Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Rabu (19/2/2014).

Evaluasi tersebut, untuk menentukan status Kelud masih tetap "awas" atau diturunkan menjadi "siaga" erupsi.

Namun, hingga kekinian, Gunung Kelud masih berstatus awas sehingga zona aman 10 km dari puncak.

"Radius 10 km dari puncak ini, kami rekomendasi aman untuk bahaya gas beracun, lava pijar dan awan panas," ungka Surono, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM kepada Surya Online, Minggu (16/2/2014).

Terkait masih banyaknya masyarakat yang masih tinggal di dalam zona bahaya, Surono menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah setempat, dan aparat keamanan untuk menanganinya.

"Masalah ini memang menjadi dilema, kalau dipaksa nanti melanggar HAM, namun jika dibiarkan akan membahayakan masyarakat," ungkapnya.

Berita Rekomendasi

Untuk itu, kalau masyarakat masuk ke zona bahaya diminta untuk dikawal aparat keamanan. Namun, pihaknya mengharapkan pada malam hari masyarakat kembali ke tempat pengungsian.

Dari hasil pendataan petugas, masyarakat yang tinggal di zona 10 km dari puncak Gunung Kelud terdapat 63.000 jiwa.

Tapi, kata dia, data penduduk yang telah melaporkan di pengungsian baru 36.248 jiwa.

Surono juga mengungkapkan, masih ada satu alat pemantau Gunung Kelud yang masih dapat berfungsi dengan baik pascaletusan.

"Peralatan itu dapat memonitor perkembangan terkini Gunung Kelud," tandasnya.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas