Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Lereng Kelud Sempat Panik karena Kembali Cium Bau Belerang

Warga yang tinggal di lereng Gunung Kelud itu sempat dibuat panik, Minggu (23/2/2014) sore.

zoom-in Warga Lereng Kelud Sempat Panik karena Kembali Cium Bau Belerang
SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Aktifitas Gunung Kelud pasca meletus pada kamis (13/2) malam diabadikan dari jembatan aliran lahar tepat 3 km dari puncak letusan Gunung Kelud di kawasan Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kediri, Minggu (16/2). Material pasir vulkanik hasil erupsi kelud yang terkumpul di aliran lahar akan membahayakan warga yang tinggal di kawasan aliran lahar dikarena hujan yang terus turun di kawasan Gunung Kelud. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

Laporan Wartawan Surya Imam Taufiq

TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Meski status Gunung Kelud sudah turun dari "awas" menjadi "siaga", warga yang tinggal di lereng gunung itu sempat dibuat panik, Minggu (23/2/2014) sore.

Pasalnya, warga tiba-tiba mencium bau belerang yang menyengat hidung seperti saat akan terjadi erupsi, Kamis (13/2/2014) lalu.

Bau itu muncul sekitar lima jam, atau mulai pukul 17.30 WIB sampai pukul 22.00 WIB. Akibatnya, warga di beberapa desa yang berjarak antara radius 5 km sampai 7 km dari lereng gunung itu was was. Mereka khawatir, gunung itu kembali memuntahkan abu vulkaniknya.

"Iya, benar memang bau belerang tiba-tiba muncul kembali. Sampai-sampai warga kami cemas dan ketakutan," kata Sulistyo, Kades Modangan, Kecamatan Nglegok, Senin (24/2/2014).

Karena mencium bau belerang itu, papar dia, warga berdatangan ke rumahnya dan minta sarannya, apakah tetap tinggal di rumah atau mengungsi kembali. Sebab, mereka khawatir, bau belerang itu merupakan tanda-tanda gunung itu kembali erupsi.

Namun, oleh kades disarankan, agar warga tetap bersiaga di rumahnya masing-masing karena memang status Gunung Kelud belum aman.

Berita Rekomendasi

Perlu diketahui, Desa Modangan itu terdiri empat dusun, yakni Dusun Karanganyar Timur, Dusun Karanganyar Barat, Dusun Karangnongko, dan Dusun Bulu.

Keempat dusun itu berpenduduk sekitar 1.040 kepala keluarga (KK). Jaraknya dari lereng Gunung Kelud hanya sekitar 6 km, dan saat terjadi erupsi lalu, dusun itu kena dampaknya.

Tak hanya warga Desa Modangan yang panik akibat munculnya bau belerang namun warga desa tetangganya, seperti Desa Sumberasri, Kecamatan Nglegok, juga demikian.

"Memang, kemarin, warga sempat panik dengan munculnya bau belerang, mulai habis Magrib sampai malam hari. Padahal, sejak habis meletus kemarin, tak tercium bau belerang. Warga sempat mengira kalau gunung itu akan kembali meletus," tutur Purnomo, Kasun Gambaranyar, Desa Sumberasri.

Sugianto (42), warga Dusun Karangnongko, Desa Modangan, mengatakan munculnya bau belerang itu mendadak sehingga membuat warga kaget dan langsung panik. Namun demikian, warga tak sampai mengungsi.

"Karena nggak ada perintah apa-apa dari kades, termasuk tak disuruh mengungsi, ya kami tetap tinggal di rumah. Namun, semalam kemarin, warga tetap siaga dan tak bisa tidur," ungkapnya.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas